Kamis, 05 April 2012

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Golongan Binatang Hama

Dunia binatang ( Animal Kingdom ) terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan-golongan yang lebih kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar anggota filum tersebut.
a.      Filum Nematoda
Sastrosuwignyo (1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan sebagai hama tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang tidak merugikan tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau habitat yang basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak berwarna (transparan), bilateral simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (pseudocoelomates), bagian kepala agak tumpul, sedangkan bagian ekornya agak runcing. Selama hidupnya nematoda dapat mengalami pegantian kulit sebanyak empat kali.
Nematoda parasitik ditandai dengan adanya stilet yang berfungsi mencucuk dan mengisap jaringan tanaman. Sementara itu, nematoda saprofag tidak mempunyai alat ini. Ada dua jenis stilet, yaitu Odontostilet dan Stomatostilet. Odontostilet adalah stilet yang berbentuk seperti pisau tanpa knobb (pompa) pada bagian pangkal. Sedangkan stomatostilet berbentuk seperti pisau dengan knobb pada bagian pangkalnya. Tipe odontostilet terdapat pada ordo Dorylaimida, sedangkan tipe stomatostilet terdapat pada ordo Tylenchida.
Cara nematoda menyerang tanaman bervariasi, yaitu :
a.       Ektoparasit, yaitu menyerang dari luar jaringan tanaman, misalnya Criconemoides sp dan Xiphinema sp.
b.      Endoparasit, yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada yang bersifat sedentary (menetap), misalnya nematoda puru akar (Meloidogyne spp.), dan ada yang bersifat migratory (berpindah), misalnya Pratylenchus sp.
c.       Ektoendoparasit, yaitu setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian tubuhnya ke dalam tanaman, misalnya Rotylenchus sp.
d.      Endoektoparasit, yaitu telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman, kemudian sebagian tubuhnya keluar dari jaringan tanaman, misalnya Heterodera sp.
Akibat serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang beragam, tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda dibedakan menjadi :
a.       Nematoda puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina tritici penyebab puru pada daun dan biji gandum.
b.      Nematoda batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus dipsaci yang      menyebabkan pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
c.       Nematoda daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides besseyi yang menyebabkan pucuk daun memutih pada tanaman padi.
d.      Nematoda puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne sp yang      menyebabkan perakaran membengkak pada famili Solanaceae, sehingga        pertumbuhan tidak normal.
Nematoda dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida yaitu nematoda jarum (Longidorus sp.) dan nematoda keris (Xiphinema sp.). Keduanya bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus. Nematoda ini menyerang tanaman dengan cara mencucuk dan mengisap cairan sel akar. Luka tusukan tersebut sering diikuti oleh serangan mikroorganisme sekunder (bakteri dan cendawan) sehingga menimbulkan pembusukan. Akibatnya pertumbuhan tanaman merana dan perkembangannya terhambat.
b.      Filum Mollusca
Kelas Gastropoda merupakan salah satu kelas anggota filum Mollusca yang banyak berperan sebagai hama tanaman. Tubuh anggota kelas Gastropoda ada yang dilindungi oleh cangkang (shell), adapula yang tidak. Sebagai contoh yaitu bekicot (Achatina fullica Bowd.), Semperula maculata,  siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), dan Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt.).
Bekicot berasal dari Afrika Timur atau Afrika Selatan ini memiliki panjang tubuh 10 cm-13 cm. Cangkang bekicot berbentuk kerucut berulir, berwarna coklat-kekuningan dengan bercak coklat kehitaman yang memanjang. Tubuh berwarna coklat, berlendir dan perutnya berfungsi sebagai kaki. Mempunyai dua pasang sungut (antena), yaitu sungut depan yang berfungsi sebagai peraba dan sungut di belakang yang berfungsi sebagai mata. Bekicot dan anggota Gastropoda yang lain menggunakan gigi parut (radula) untuk menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang berdaging tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman pada malam hari, dan banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair dan mempunyai kelembaban tinggi (Rukmana dan Saputra, 1997).
 Semperula maculata banyak ditemukan menyerang daun tembakau yang masih muda, anggrek dan karet. Tubuhnya berwarna kelabu kehijauan, berukuran sebesar kelingking (Kalshoven, 1981).
Siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), tubuhnya tidak dilindungi cangkang. Warna cokelat kekuningan, abu-abu atau hitam, dengan panjang tubuh 3 cm-5 cm. Biasanya siput ini menyerang daun tembakau muda, daun teh (menggulung daun teh), dan pucuk tanaman karet (Rukmana dan Saputra, 1997).
Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt)  memiliki pelindung (rumah) berbentuk silindris, kecil, berwarna kuning muda. Panjang tubuhnya ± 11 mm. Sumpil sering merusak persemaian bermacam-macam sayuran dan tanaman hias (Rukmana dan Saputra, 1997).
c.       Filum Chordata
Filum Chordata mempunyai banyak anggota, namun tidak semuanya berperan sebagai hama tanaman. Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah Kelas Mamalia (hewan menyusui) dan kelas Aves (burung).
Dari kelas mamalia, ordo Rodentia (binatang mengerat) merupakan ordo yang paling merugikan, misalnya tupai (Callosciurus notatus) dan tikus sawah (Rattus rattus argentiventer). Disamping itu kelelawar, musang, landak, dan satwa liar seperti gajah, kera, babi hutan, rusa, dan beruang juga dapat berperan sebagai hama yang merugikan. Sedangkan dari kelas aves yang berperan sebagai hama misalnya burung pipit (Lonchura leucogastroides (Horsf. dan Moore)).
1.      Tupai (Callosciurus notatus)
Tupai banyak merusak buah kelapa dengan cara mengerat, baik pada waktu siang  maupun malam. Tubuh tupai berwarna kelabu sampai hitam pada bagian perut sampai kepalanya, dan di bagian punggung berwarna hitam pada pangkal dan kuning di ujung. Tupai betina mempunyai 6 pasang kelenjar susu dan satu tahun mampu beranak 8 kali (Kalshoven,1981).
Tupai menyerang buah kelapa yang sudah tua, dengan ciri serangan terdapat lubang bekas gigitan pada ujung buah dengan sisi yang rapi/rata (Rukmana dan Saputra, 1997).
2.      Tikus (Rattus-rattus spp.)
Tikus merupakan hama paling penting dibandingkan dengan hama-hama dari golongan mamalia lainnya. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, dan tanaman yang disukainya cukup banyak. Tikus dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi pada areal yang luas sejak di persemaian sampai menjelang panen. Disamping itu tikus juga menyerang tanaman lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar, tebu, kelapa, dan kelapa sawit (Kalshoven,1981).
Pada umumnya tikus menyerang tanpa mengenal tempat, sejak di persemaian, pertanaman sampai di tempat penyimpanan. Tikus aktif menyerang tanaman pada malam hari. Tikus yang lapar akan memakan hampir semua benda yang dijumpainya. Jika makanan cukup tersedia, tikus akan memilih jenis makanan yang paling disukai, seperti padi yang sedang bunting, dan jagung muda. Pada saat makanan banyak tersedia, perkembangbiakan tikus berlangsung sangat cepat (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut Priyambodo (1995), terdapat 8 spesies tikus yang berperan sebagai hama, yaitu :
a.       Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer (Rob. & Kl.))
b.      Tikus rumah (Rattus rattus diardi (Jent.))
c.       Tikus cokelat/tikus riul (Rattus rattus norvegicus Berk.)
d.      Mencit rumah (Mus musculus)
e.       Tikus pohon (Rattus tiomanicus Miller)
f.       Tikus huma/ladang (Rattus exulans Peale)
g.      Tikus wirok (Bandicota indica Bechst.)
h.      Mencit ladang (Mus caroli)
Pada umumnya tekstur rambut/bulu tikus agak kasar, kecuali pada mencit yang lembut dan halus. Hidung tikus berbentuk kerucut, kecuali tikus wirok dan tikus cokelat hidungnya berbentuk kerucut terpotong. Tikus wirok, tikus cokelat, tikus sawah, dan mencit ladang, disebut hewan terestrial dengan ciri-ciri : ekor pendek, panjangnya sama dengan panjang tubuh, ujung jari halus, tonjolan pada telapak kaki kecil dan halus. Sedangkan tikus pohon, tikus rumah, tikus huma, dan mencit rumah, disebut hewan arboreal dengan ciri-ciri : ekor panjang lebih panjang dari ukuran tubuh, ujung jari kasar, tonjolan pada telapak kaki besar dan kasar. Tikus pohon merupakan hama utama kelapa, biasanya melubangi buah kelapa yang masak/tua dengan lubang tidak teratur di dekat tangkai (Priyambodo, 1995).
Tiga jenis tikus yang sering merusak tanaman pertanian menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut :
a.      Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Tikus sawah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270 mm – 370 mm.
2.      Berat badan rata-rata ± 130 gram.
3.      Panjang ekor ± 95 persen panjang badan (dari kepala sampai pangkal ekor).
4.      Tikus betina mempunyai 12 puting susu, yaitu terdiri atas tiga pasang di bagian dada dan tiga pasang di bagian perut.
5.      Warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
b.      Tikus rumah (Rattus rattus diardi).
Tikus rumah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm.
2.      Panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
3.      Tikus betina mempunyai puting susu 10 buah, yaitu terdiri dari dua pasang di bagian dada dan tiga pasang di bagian perut.
4.      Warna bulu badan bagian atas dan bagian bawah cokelat tua kelabu.
5.      Makanan tikus rumah diperoleh dari sisa makanan manusia, atau makanan yang disimpan tidak rapi, dan hasil pertanaman yang disimpan di gudang atau tanaman-tanaman yang berada di kebun dekat rumah.


c.       Tikus pohon (Rattus tiomanicus).
Ciri-ciri tikus pohon adalah sebagai berikut :
1.      Ekor lebih panjang 110 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
2.      Jumlah puting susu betina 10 buah yaitu terdiri atas dua pasang di bagian dada dan tiga pasang di bagian perut.
3.      Warna bulu badan pada bagian punggung kemerah-merahan, sedangkan pada bagian perut hampir seluruhnya putih.
4.      Tikus ini sering menyerang buah kelapa, kakao, dan kopi.

3.      Kelelawar (Pteropus vampyrus)
Kelelawar merusak tanaman dengan cara memakan buah-buahan yang sudah masak di pohon, seperti buah pisang, mangga, pepaya, durian, dan jambu-jambuan. Waktu penyerangan kelelawar pada umumnya terjadi malam hari (Rukmana dan Saputra, 1997).
4.      Musang (Paradoxurus hermaphroditus)
Populasi musang di habitat alam tergolong relatif rendah, namun dapat menimbulkan kerugian bagi para petani. Binatang ini menyukai buah-buahan yang sudah tua atau masak. Disamping itu, musang bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman atau hewan, antara lain pemangsa anak ayam (Rukmana dan Saputra, 1997).
5.      Landak (Acantyon brachyurum (L.) = Hystrix javanicus)
Landak biasanya membuat sarang pada tebing-tebing berupa lubang-lubang atau gua kecil seperti tikus. Aktif pada malam hari dan menyerang akar tanaman umbi-umbian, dapat pula menyerang jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu (Kalshoven, 1981).
Satwa liar yang dapat berperan sebagai hama antara lain : gajah (Elephas maximus L.), babi hutan (Sus vitatus), banteng (Bos sondaicus), rusa (Rusa timorensis), beruang (Helarctos malayanus) (Triharso, 1994). Bahkan hewan ternak seperti kambing, domba, dan sapi yang tidak diikat atau dimasukkan ke dalam kandang dapat berpotensi sebagai hama.
Binatang yang termasuk ke dalam golongan aves (burung) pada umumnya tubuhnya ditutupi kulit dan berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian depan pada  burung yang berupa sayap digunakan untuk terbang. Meskipun demikian, ada golongan burung yang tidak bisa terbang, misalnya kasuari, kiwi, dan unta (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut Harahap dan Tjahjono (1994) beberapa jenis burung/aves yang berpotensi sebagai hama adalah sebagai berikut :
a.      Burung pipit haji (Lonchura maja leucocephala Raffles)
Nama lainnya adalah bondol uban. Kepalanya berwarna putih keabu-abuan seperti sorban haji. Bulu tubuhnya berwarna hitam kecoklatan. Warna leher putih dan secara bertahap berubah warna menjadi coklat merah ke arah bagian dadanya. Matanya berwarna coklat hitam. Ukurannya sebesar burung gelatik. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran secara vertikal belum diketahui.
Burung pipit haji ini hidup berkelompok. Membuat sarang dari alang-alang, batang padi atau rumput-rumputan lainnya. Dalam satu sarang terdapat lima ekor burung. Bentuk sarang seperti tabung memanjang, lebih kecil dari sarang burung manyar. Pada umumnya pipit haji membuat sarang bersama-sama pada satu pohon atau tempat sampai berjumlah puluhan. Burung ini bertelur dua kali setahun. Jumlah telur yang dihasilkan 4-5 butir tiap kali bertelur.
Kerusakan ditimbulkan oleh gerombolan burung pada saat padi sedang menguning. Pada umumnya gerombolan burung ini terdiri atas kurang dari 50 ekor dan datang berkali-kali.
b.      Pipit jawa (Lonchura leucogastroides Horsfield dan Moore) 
Burung pipit ini berbentuk hampir sama dengan pipit haji, tetapi tanpa warna pada kepala. Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna merah coklat, lehernya hitam, perut putih, mata coklat, paruh hitam dan ekor kehitam-hitaman. Panjang tubuh sampai ke ujung ekornya kurang lebih 9 – 10 cm. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran secara vertikal belum diketahui.
Burung pipit ini membuat sarang dari alang-alang, batang padi atau rumput-rumputan lainnya. Hidupnya selalu bergerombol dan lebih sering berpasangan. Bersarang tidak saja dalam hutan, tetapi juga di dekat rumah peduduk bahkan pada pohon-pohon yang rendah. Dalam satu sarang terdapat 5 ekor burung. Masa bertelur sepanjang tahun. Dalam satu kali masa bertelur dapat menghasilkan 4-6 butir telur. Saat mengeram mereka tidak terganggu oleh suara manusia, cahaya lampu dan sebagainya.
Burung menyukai lingkungan yang bersemak-semak, hutan sekunder, persawahan, atau pekarangan terutama yang berdekatan dengan pertanaman padi. Pada saat padi menguning burung pipit ini datang bergerombol berkali-kali untuk makan padi yang sudah masak. Di Jawa burung ini pernah menjadi hama padi yang sangat potensial. Demikian pula di Nusa Tenggara Timur, burung pipit ini termasuk hama potensial pada pertanaman padi.
c.       Burung pipit bertungging putih (Lonchura striata Linnaeus)
Warna bulu burung ini coklat kehitaman dengan tungging berwarna putih dan bercak di dada berwarna kuning tua. Ekor berwarna kuning tua dan bintik-bintik putih. Pada umumnya sebesar burung gelatik atau burung gereja. Burung jantan dan betina seukuran dan serupa.
Daerah penyebaran adalah India, Kepulauan Andaman, Nicober, Cina Selatan, Taiwan dan Sumatra, pada ketinggian 50 – 600 mdpl.
Sarang dibuat dari daun alang-alang, batang padi atau batang rumput-rumput lainnya, berbentuk genta dengan lubang membuka ke bawah. Sarangnya dibuat pada pepohonan di tengah atau di pinggir sawah dan semak-semak yang berdekatan dengan persawahan. Dalam satu sarang biasanya terdapat 5-6 ekor burung.
Burung ini mempunyai potensi sebagai hama padi karena selalu datang secara bergerombol mencari makanan berupa butiran-butiran padi.

d.      Burung peking (Lonchura punctata punctata (Horsf dan Moore))
Panjang tubuh burung peking 10 – 11 cm. Warna punggung, dagu dan leher merah coklat. Bulu dada dan perut berwarna putih dengan pinggir coklat hitam. Mata berwarna coklat merah.
Burung peking hidup bergerombol, bersarang pada pohon-pohon tinggi, misalnya pada pohon-pohon aren. Pada satu pohon terdapat lebih dari satu sarang. Sarang terbuat dari rumput-rumputan, kadang-kadang bersarang diantara buah pisang. Di daerah Nusa Tenggara Timur, burung ini juga berpotensi sebagai hama pada pertanaman padi.
e.       Bebek manila (nama lokal di NTT)
Merupakan jenis binatang yang biasa hidup di laut, sungai dan di danau. Ciri-cirinya antara lain adalah bulu berwarna hitam, warna bulu pada bagian perut agak kehitaman, paruhnya mirip dengan bebek/itik peliharaan dan bentuknya mirip dengan ayam.
Dengan adanya kebiasaan petani di daerah Nusa Tenggara Timur menggunakan sistem tabela yaitu langsung menebar benih padi pada areal yang telah diolah tanpa tahap pembibitan, hal ini dapat memberi pelaung bagi bebek manila untuk memakan biji padi tersebut terutama pada saat air dalam keadaan kering. Disamping itu juga menyerang bibit padi yang baru tumbuh atau yang masih muda.
Disamping jenis-jenis burung di atas juga terdapat beberapa burung yang mengganggu tanaman padi, tetapi bukan merupakan hama potensial di Nusa Tenggara Timur. Jenis-jenis burung tersebut, misalnya : burung perkutut (Geopeli striata Linnaeus), manyar bintik (Amandava sp.), gelatik (Pada oryzivora Linnaeus), bondol hijau (Erythrura prasina Sparman), burung gereja (Passer montanus malacensis Dubois) dan burung baya (Ploceus philippinus Linnaeus).
d.  Filum Arthropoda
Sebagian besar hama tanaman yang kita kenal merupakan anggota filum Arthropoda. Filum ini mempunyai ciri yang sangat khas yaitu :
1.      Tubuh terbagi menjadi 2 atau 3 bagian.
2.      Tubuh dan kaki beruas-ruas.
3.      Alat tambahan beruas-ruas dan berpasangan.
4.      Dinding tubuh bagian luar berupa skeleton yang secara periodik dilepas dan  diperbaiki/diganti.
Anggota filum Arthropoda yang berperan sebagai hama berasal dari Kelas Acharina dan Insecta (serangga) (Ananda, 1983).

1.      Kelas Arachnida
Menurut Ananda (1983), anggota kelas Arachnida ada yang berperan sebagai hama tanaman, dan adapula yang berperan sebagai predator hama tanaman. Salah satu contoh jenis yang berperan sebagai hama tanaman adalah tungau merah Tetranichus bimaculatus yang menyerang tanaman ketela pohon terutama pada musim kemarau. Gejala yang ditimbulkannya berupa bercak-bercak kekuningan, karena cairan sel daun diisapnya. Daun ini akhirnya kering dan rontok. Contoh yang berperan sebagai predator adalah laba-laba.
Ciri khas Arachnida adalah :
1.      Kaki empat pasang yang terdiri atas tujuh ruas, yaitu coxa, trochanter, patela, femur, tibia, metatarsus dan tarsus.
2.      Tubuh terbagi menjadi dua bagian, yaitu gabungan kepala dan dada (cephalothorax) serta abdomen.         
3.      Tidak bersayap dan memiliki alat tambahan berupa sepasang pedipalpus.
2.      Kelas Insecta atau Hexapoda
Anggota kelas insecta disebut juga hexapoda karena memiliki 6 kaki. Anggota kelas ini menempati peringkat paling atas dalam hal peranannya sebagai hama tanaman. Ciri khas kelas insecta menurut Ananda (1983). adalah :
1.      Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen).
2.      Mempunyai 3 pasang kaki yang terdiri atas 6 ruas, yaitu coxa, trochanter, femur, tibia, metatarsus dan tarsus.
3.      Sayap satu pasang atau dua pasang dan adapula yang tidak bersayap.
4.      Mempunyai satu pasang antena.
Beberapa jenis ordo dari kelas insecta atau hexapoda yang menjadi hama penting adalah sebagai berikut :
1.      Ordo Orthoptera
Orthoptera berasal dari kata orthos yang berarti lurus dan pteron artinya sayap. Golongan serangga ini pada waktu istirahat berperilaku khas, yaitu sayap belakangnya dilipat lurus di bawah sayap depan. Alat mulut nimfa dan imagonya penggigit-pengunyah. Perkembangan hidup hama ini termasuk tipe paurometabola (telur-nimfa-imago). Nimfa dan imago hidup pada habitat yang sama. Stadium nimfa dan imago bersifat merusak tanaman. Beberapa jenis serangga hama yang termasuk ke dalam ordo Orthoptera adalah :
a.       Belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.)
b.      Belalang kembara (Locusta migratoria manilensis Mayen)
c.       Belalang pedang (Sexava spp.)
d.      Belalang china atau belalang berantena pendek (Oxya chinensis)
e.       Gangsir (Brachytrypus portentosus Linch)
f.       Jengkerik (Gryllus mitratus Burn.) dan (Gryllus bimaculatus De G.)
g.      Anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.)
2.      Ordo Hemiptera
Hemi berarti setengah dan pteron artinya sayap. Golongan serangga yang termasuk ordo Hemiptera ini mempunyai sayap depan yang mengalami modifikasi sebagai hemelitron, yaitu setengah bagian di daerah pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan sayap belakangnya mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo Hemiptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut, baik nimfa maupun imago pencucuk-pengisap, dan keduanya hidup dalam habitat yang sama. Stadium serangga yang merusak tanaman adalah nimfa dan imago. Jenis serangga yang termasuk ordo Hemiptera, antara lain :
a.       Hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii)
b.      Kepik buah lada (Dasynus piperis)
c.       Kepik hijau (Nezara viridula)
d.      Walang sangit (Leptocorixa acuta) (= Leptocorisa oratorius)
e.       Kepik hijau Rhynchocoris poseidon Kirk.
3.      Ordo Homoptera
Homo artinya sama dan pteron berarti sayap. Serangga golongan ini mempunyai sayap depan berstruktur sama, yaitu seperti selaput (membran). Sebagian dari serangga ordo Homoptera ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya, kutu daun Aphis sp. sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Tetapi bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan pindah dari satu tempat ke tempat lain. Tipe perkembangan hidup ordo Homoptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Kutu daun bersifat partenogenetik, yaitu embrio berkembang di dalam imago betina tanpa pembuahan terlebih dahulu. Jenis serangga dari ordo Homoptera ini antara lain :
a.       Wereng hijau (Nephotettix apicalis)
b.      Wereng cokelat (Nilaparvata lugens)
c.       Kutu loncat (Heteropsylla sp.)
d.      Kutu daun penular CVPD (Diaphorina citri)
e.       Kutu daun (Aphis sp.)
f.       Kutu daun persik (hijau) (Myzus persicae)
g.      Kutu daun atau white fly (Bemisia tabaci Genn)
h.      Kutu daun jeruk dan mawar (Aleurocanthus spiniferus)
i.        Kutu daun kelapa (Aspidiotus destructor)
j.        Kutu putih pada tebu (Oregma lanigera Zehntn)
k.      Kutu sisik atau kutu perisai hijau pada kopi dan cengkeh (Coccus viridis Gr.)
l.        Kutu dompolan (Pseudococcus citri Risso)
4.      Ordo Lepidoptera
Lepidos berarti sisik dan pteron artinya sayap. Kedua pasang sayap ordo Lepidoptera mirip membran yang penuh denagn sisik. Sisik-sisik ini sebenarnya merupakan modifikasi dari rambut biasa. Bila sisik tersebut dipegang akan mudah menempel pada tangan. Serangga dewasa dibedakan atas dua macam, yaitu kupu-kupu dan ngengat. Kupu-kupu aktif pada siang hari, sedangkan ngengat aktif pada malam hari. Perkembangbiakan serangga ordo Lepidoptera adalah holometabola (telur-larva/ulat-pupa/kepompong-imago). Alat mulut larva tipe penggigit-pengunyah, sedangkan alat mulut imagonya bertipe pengisap. Srtadium serangga yang sering merusak tanaman adalah larva, sedangkan imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan. Jenis serangga hama yang termasuk ordo Lepidoptera, antara lain:
a.       Ulat daun kubis (Plutella xylostella)
b.      Ulat titik tumbuh (ulat krop) (Crocidolomia binotalis Zeller)
c.       Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
d.      Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis Guenee)
e.       Penggerek polong kedelai (Etiella zinckenella Treitschke)
f.       Penggerek buah kakao dan rambutan (Conopomorpha cramerella)
g.      Ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls)
h.      Penggerek pucuk tebu putih (Scirpophaga nivella intacta Sn)
i.        Ulat peliang daun jeruk (kupu-kupu pastur) (Papilio memnon L.)
j.        Penggerek batang padi putih (Tryporyza innotata Walker)
k.      Penggerek batang padi kuning (Tryporyza incertulas Walker)
l.        Penggerek batang padi bergaris (Chilo supressalis Walker)
m.    Penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens Walker)
n.      Ulat perusak/penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera) (= Helicoverpa armigera Hubn.)
o.      Ulat jengkal Plusia chalcites ( = Chrysodeixis chalcites)
p.      Ulat penggulung daun pisang (Erionota thrax L.)
5.      Ordo Coleoptera
Coleoptera berasal dari kata coleos atau seludang dan pteron atau sayap. Serangga dari ordo Coleoptera ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi, yaitu mengeras dan tebal seperti seludang. Sayap depan atau seludang ini berfungsi untuk menutupi sayap belakang dan bagian tubuhnya. Sayap depan yang bersifat demikian disebut elitron, sedangkan sayap belakang strukturnya tipis seperti selaput. Pada saat terbang kedua sayap depan tidak berfungsi, namun pada waktu istirahat sayap belakang dilipat di bawah sayap depan. Perkembangbiakan hidup serangga ordo Coleoptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-iamgo). Tipe alat mulut larva dan imago memiliki struktur yang sama, yaitu penggigit-pengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga yang paling besar di antara ordo-ordo serangga hama. Oleh karena itu, ordo serangga ini banyak bentuknya. Sifat hidup serangga ordo Coleoptera sebagian ada yang merusak tanaman, namun adapula yang bersifat predator. Serangga ordo Coleoptera yang berperan sebagai hama/perusak tanaman, antara lain :
a.       Kumbang kelapa atau kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros L.)
b.      Penggerek batang albizzia (Xystrosera festiva)
c.       Kumbang perusak pucuk kelapa (Brontispa longissima)
d.      Penggerek buah kopi (Stephanoderes hampei)
e.       Kumbang daun kangkung dan terung (Epilachna sp.)
f.       Kumbang daun kedelai (Phaedonia inclusa Stal.)
g.      Kumabng pemakan daun semangka, melon (Aulacophora abdominalis (Fabricius)) dan (Aulacophora hilaris (Boisduval))
h.      Penggerek batang cengkeh (Nothopeus fasciatipennis Wat.)
i.        Hama bubuk beras (Sitophilus oryzae) dan (Sitophilus zeamais)
j.        Penggerek ubi jalar (Cylas formicarius)
k.      Penggerek cabang kopi (Xyleborus morigerus)
6.      Ordo Diptera
Di artinya dua dan pteron berarti sayap. Diptera artinya serangga yang hanya mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah bentuk menjadi bulatan (halter). Sayap ini berfungsi sebagi alat keseimbangan pada saat terbang, alat untuk mengetahui arah angin, dan juga alat pendengaran. Stadium larva Diptera disebut tempayak atau belatung atau set. Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya menyukai tempat-tempat yang lembab dan basah. Perkembangan hidup ordo Diptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-imago). Tipe alat mulut larva penggigit-pengunyah, sedang imagonya memiliki tipe alat mulut penjilat-pengisap. Jenis serangga ordo Diptera yang sering merusak tanaman antara lain adalah :
a.       Lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon)
b.      Lalat buah (Bactrocera spp.)
c.       Lalat penggerek batang padi (Atherigona exigua)
d.      Lalat bibit padi (Hydrellia philippina)
e.       Hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason)
7.      Ordo Thysanoptera
Thysanos artinya rumbai dan pteron berarti sayap. Serangga dari ordo Thysanoptera ini berukuran sangat kecil. Sayapnya berjumlah dua pasang dengan bentuk memanjang, sempit, membranus, dan pada bagian tepinya terdapat rambut-rambut halus berumbai. Perkembangan hidup serangga Thysanoptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut nimfa dan imago pencucuk-pengisap. Serangga dari ordo ini dapat merusak daun, bunga, dan buah tanaman. Daun yang terserang menjadi keriting atau salah bentuk. Bunga yang terserang menjadi salah bentuk atau gugur, sedangkan serangan pada buah menyebabkan bercak-bercak atau gugur. Jenis serangga dari ordo Thysanoptera yang sering merusak tanaman antara lain :
a.       Thrips hitam pada tanaman jagung (Heliothrips striatoptera Kob)
b.      Thrips pada bibit padi dan jagung (Thrips oryzae Will)
c.       Thrips bawang (Thrips tabaci Lind)

Kerusakan (kerugian) yang ditimbulkan oleh hama tanaman menurut Rukmana dan Saputra (1997), antara lain sebagai berikut :
1.      Kerugian secara kuantitas (berkurangnya hasil atau produksi) antara lain sebagai berikut :
a.       Serangan kumbang daun Aulacophora similis Oliver dengan cara memakan daun dan bunga pada famili Cucurbitaceae (semangka, melon, mentimun, dan pare) menyebabkan produksi tanaman tersebut menurun (rendah).
b.      Serangan kumbang penggerek buah kapas Amorphoidea sp. dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak.
c.       Serangan serangga Amrasca flavescens F. atau Empoasca flavescens F. pada tanaman kapas yang masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut tidak normal sehingga produksi menurun.
d.      Serangan ulat tanah Agrotis ipsilon Hufn. yang memakan berbagai jenis tanaman (polifag), terutama tanaman muda, dapat menyebabkan tanaman terkulai (layu) atau mati.
2.      Kerugian secara kualitas (menurunnya mutu hasil), antara lain sebagai berikut :
a.       Perubahan warna pada beberapa macam produk tanaman (ubi, daun, bunga,             maupun buah), misalnya :
1.      Ubi jalar Ipomoea batatas L. yang terserang hama lanas Cylas formicarius                   Fabr. akan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
2.      Biji kedelai yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. dan kepik polong atau kepik cokelat Riptortus linearis F. akan berwarna kehitam-hitaman.
3.      Daun dan buah pada beberapa jenis tanaman yang terserang hama penggerek batang akan mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat daripada warna asli (normal), dan buah masak sebelum waktunya ataupun berguguran.
b.      Perubahan rasa, misalnya :
1.      Ubi jalar yang terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. rasanya menjadi pahit.
2.      Buah durian yang terserang hama penggerek Tirathaba ruptilinea Wlk. rasanya menjadi kemasam-masaman.
c.       Bercak atau bintik-bintik hitam, misalnya :
1.        Daun kangkung yang terserang walang sangit Leptocorisa oratorius Thumb. akan menunjukkan gejala berbintik-bintik hitam atau kecokelat-cokelatan.
2.        Kulit biji kedelai ataupun kacang hiaju yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. akan berbercak-bercak cokelat.  
d.      Rusak atau abnormal, misalnya :
1.        Daun kedelai yang terserang ulat jengkal Chrysodeixis chalcites Esp. akan menjadi berlubang-lubang (Gambar 1.1).
2.        Umbi kentang yang terserang nematoda Meloidogyne sp. akan berbintil-bintil (abnormal), atau berlubang dan membusuk akibat serangan hama uret.
3.        Daun tembakau yang terserang Thrips spp., Myzus persicae Sulz. dan Bemisia tabaci akan menjadi keriting dan ukurannya kecil-kecil.
4.        Buah tomat yang terserang ulat penggerek buah Helicoverpa armigera Hbn. akan menjadi berlubang-lubang.
5.        Krop kubis yang terserang ulat titik tumbuh Crocidolomia binotalis Zeller akan tampak berlubang-lubang dan rusak, sehingga menyebabkan berkurangnya hasil atau produksi (Gambar 1.2).
6.        Biji kacang panjang berlubang-lubang akibat serangan hama gudang Callosobruchus chinensis L. (Gambar 1.3)
Organisme yang berperan sebagai hama tanaman menurut Rasdiman (1994), meliputi filum Nemathelminthes/Aschelminthes termasuk nematoda, Mollusca, Arthropoda, dan Chordata. Filum Nemathelminthes, Mollusca , dan Arthropoda, karena tidak bertulang belakang dimasukkan ke dalam kelompok Invertebrata, sedangkan filum Chordata yang bertulang belakang dimasukkan ke dalam kelompok Vertebrata. Dari fila tersebut, maka filum Arthropodalah yang paling berperan sebagai hama, terutama dari kelas insekta (serangga).
Serangga dan tanaman inang mempunyai hubungan yang erat sekali, karena serangga membutuhkan tempat berlindung, kawin, meletakkan telur dan nutrisi yang dapat diperolehnya dari tanaman. Kecenderungan serangga hama dalam memilih tanaman sebagai inang sangat ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam tanaman tersebut. Apabila tanaman memiliki sifat-sifat yang disukai oleh serangga hama, maka ada kecenderungan bahwa tanaman mengalami kerusakan yang lebih berat.
Hama merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya. Pengertiannya adalah bahwa ada jenis hama yang menyerang satu bagian tanaman, atau menyerang bagian tanaman tertentu, namun mengakibatkan tanaman tidak dapat dipanen. Sebagai contoh adalah hama penggerek batang padi kuning Tryporyza incertulas yang menyerang titik tumbuh tanaman padi. Akibatnya akan timbul gejala mati pucuk (dead heart) atau sundep pada tanaman padi pada fase pertumbuhan vegetatif. Pada fase generatif, hama ini menimbulkan gejala beluk, yaitu bulir-bulir tanaman padi yang terserang akan tegak, kosong dan berwarna keabu-abuan. Tanaman padi yang terserang hama tersebut tidak akan pernah diharapkan hasilnya. 
Tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat hama dalam cara menyerangnya. Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama bagian daun atau batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama yang menyerang lebih dari satu bagian tanaman. Berikut ini contoh jenis hama yang menyerang bagian tertentu dari tanaman.
Hama Pemakan Daun atau Pengisap Cairan Tanaman :
1.      Ordo Coleoptera
a.       Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros Linnaeus
b.      Kumbang catut atau kumbang penjepit Xylotrupes gideon L.
c.       Kumbang daun semangka Aulacophora similis Oliver
d.      Kumbang Epilachna sparsa Herbst.
e.       Kumbang daun kedelai Phaedonia inclusa Stal
2.      Ordo Hemiptera
a.       Kepik hijau pada tanaman kacang-kacangan Nezara viridula
b.      Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptocorisa oratorius) 
c.       Kepinding tanah atau kepik padi hitam Scotinophara lurida Brum
d.      Kepik Helopeltis antonii Sign.
3.      Ordo Homoptera
a.       Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil.
b.      Wereng hijau Nephotettix virescens Distant.
c.       Kutu putih atau kutu kebul Bemisia tabaci Genn
d.      Kutu daun Aphis sp.
4.      Ordo Lepidoptera
a.       Ulat bawang Spodoptera exigua Hbn.
b.      Ulat jengkal Plusia chalcites (= Chrysodeixis chalcites Esp.)
c.       Ulat kubis Plutella xylostella L. 
5.      Ordo Orthoptera
a.       Belalang kayu Valanga nigricornis Burn.
b.      Belalang setan Aularches miliaris L.
c.       Belalang Sexava spp.
d.      Belalang china Oxya chinensis L.
6.      Ordo Thysanoptera
a.       Thrips tabaci Lindeman

Hama Perusak Batang dan Ranting
1.      Ordo Coleoptera
a.       Penggerek batang keluarga Myrtaceae Nothopeus himipterus Ol
b.      Penggerek batang tanaman mangga Batocera rufomaculata Gerr.
c.       Kumbang bubuk dahan atau ranting kopi Xyleborus compactus Eichh.
d.      Kumbang kelapa merah Rynchophorus ferrugineus Oliver
2.      Ordo Lepidoptera
a.       Penggerek batang padi kuning Tryporyza incertulas Wlk.
b.      Penggerek batang padi putih Tryporyza innotata Wlk.
c.       Penggerek batang padi merah jambu Sesamia inferens Wlk.
d.      Penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis Wlk.
e.       Penggerek batang tanaman kopi dan kakao Zeuzera coffeae Nietn.
f.       Penggerek batang muda pada beberapa jenis tanaman Agrotis spp.
3.      Ordo Homoptera
a.       Hama pengisap cairan batang jeruk Asterolecanium striatum Russ
Hama yang Merusak Bunga dan Buah :
1.      Golongan Aves
a.       Burung gereja Passer montanus
b.      Burung manyar Ploceus manyar
c.       Burung gelatik Padda oryzivora
d.      Burung emprit Munia leucogastroides
2.      Ordo Hemiptera
a.       Walang sangit Leptocorixa acuta (= Leptorisa oratorius)
b.      Kepik Helopeltis antonii Sign.
3.      Ordo Homoptera
a.       Kutu sisik daun dan buah jeruk Parlatoria pergandii Comst
b.      Kutu dompolan putih Pseudococcus citri Risso
4.      Ordo Lepidoptera
a.       Ulat bunga jeruk Prays citri Mill.
b.      Ulat bisul buah jeruk Prays endocarpa Meyr.
c.       Ulat buah kapas kemerahan Platyedra gossypiella
d.      Ulat buah mangga Philotroctis eutraphera Meyr.
e.       Ulat buah petai Mussidia pectnicornella Hamps
f.       Ulat pemakan segala tanaman melubangi buah-buahan Heliothis armigera Hubner (= Helicoverpa armigera Hubner)
5.      Golongan Mamalia
a.       Kelelawar Pteropus vampyrus
b.      Tupai Callosciurus notatus
c.       Tikus Rattus-rattus spp.
d.      Musang Paradoxurus hermaphroditus
e.       Kera Macaca irus
Hama Pemakan Biji-bijian di Gudang Penyimpanan :
1.      Ordo Coleoptera
a.       Kumbang bubuk beras Calandra oryzae L.
b.      Kumbang bubuk jagung Sitophilus zeamais Motsch
c.       Kumbang tepung merah karat Tribolium castaneum
d.      Kumbang bubuk gabah Rhyzopertha dominica F.
e.       Kumbang biji-bijian Trogoderma granarium Everts
2.      Ordo Lepidoptera
a.       Ngengat bubuk Ephestia cautella Walk.
b.      Ngengat gabah Sitotroga cerealella Oliv.
c.       Ngengat beras Plodia interpunctella Hubn.
Hama Perusak akar atau umbi :
1.      Lanas perusak ubi jalar Cylas formicarius
2.      Nematoda puru akar Meloidogyne sp.
3.      Penggerek ubi kentang Phthorimaea operculella
Hama Penular (vektor) Penyakit Tanaman :
1.      Wereng hijau Nephotettix spp. penular virus tungro dan penyakit kerdil kuning pada tanaman padi
2.      Wereng cokelat Nilaparvata lugens Stil., penular virus kerdil rumput, dan kerdil hampa pada tanaman padi
3.      Kutu daun Diaphorina citri Kuw., penular penyakit CVPD pada tanaman jeruk
4.      Wereng zigzag Recilia dorsalis, penular penyakit kerdil puru dan penyakit daun jingga pada tanaman padi
5.      Kutu daun Aphis spp., penular penyakit keriting pada cabai
6.      Kutu kebul Bemisia tabaci, penular penyakit virus pada tanaman kedelai, cabai, dan tembakau.