Dunia binatang ( Animal Kingdom ) terbagi menjadi
beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing
filum tersebut dapat dibedakan lagi menjadi golongan-golongan yang lebih kecil
yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan lagi menjadi Ordo
(Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui berpotensi sebagai hama tanaman
adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca (siput), Chordata (binatang bertulang
belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau, dan lain-lain). Dalam uraian
berikut akan dibicarakan secara singkat tentang sifat-sifat morfologi luar
anggota filum tersebut.
a.
Filum Nematoda
Sastrosuwignyo
(1990) menyatakan bahwa tidak semua anggota Nematoda berperan sebagai hama
tanaman atau bersifat parasitik, namun ada juga yang bersifat saprofag yang
tidak merugikan tanaman. Nematoda sering ditemukan pada tempat-tempat atau
habitat yang basah, misalnya dalam air, tanah, tanaman, binatang, dan manusia.
Nematoda
berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak berwarna (transparan),
bilateral simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (pseudocoelomates), bagian kepala agak tumpul, sedangkan bagian ekornya agak
runcing. Selama hidupnya nematoda dapat mengalami pegantian kulit sebanyak empat
kali.
Nematoda
parasitik ditandai dengan adanya stilet yang berfungsi mencucuk dan mengisap
jaringan tanaman. Sementara itu, nematoda saprofag tidak mempunyai alat ini.
Ada dua jenis stilet, yaitu Odontostilet dan Stomatostilet. Odontostilet adalah
stilet yang berbentuk seperti pisau tanpa knobb (pompa) pada bagian pangkal.
Sedangkan stomatostilet berbentuk seperti pisau dengan knobb pada bagian
pangkalnya. Tipe odontostilet terdapat pada ordo Dorylaimida, sedangkan tipe
stomatostilet terdapat pada ordo Tylenchida.
Cara nematoda
menyerang tanaman bervariasi, yaitu :
a.
Ektoparasit, yaitu menyerang dari luar jaringan tanaman, misalnya Criconemoides sp dan Xiphinema sp.
b.
Endoparasit, yaitu menyerang dari dalam jaringan tanaman. Ada yang
bersifat sedentary (menetap), misalnya nematoda puru akar (Meloidogyne spp.), dan ada yang bersifat
migratory (berpindah), misalnya Pratylenchus
sp.
c.
Ektoendoparasit, yaitu setelah dewasa nematoda meletakkan sebagian
tubuhnya ke dalam tanaman, misalnya Rotylenchus
sp.
d.
Endoektoparasit, yaitu telur dan larva berkembang dalam tubuh tanaman,
kemudian sebagian tubuhnya keluar dari jaringan tanaman, misalnya Heterodera sp.
Akibat
serangan nematoda, maka tanaman akan mengalami gejala kerusakan yang beragam,
tergantung jenis nematodanya. Berdasarkan gejala kerusakannya, nematoda
dibedakan menjadi :
a.
Nematoda
puru/bengkak (gall nematodes), misalnya Anguina
tritici penyebab puru pada daun dan biji gandum.
b.
Nematoda
batang (stem nematodes), misalnya Ditylenchus
dipsaci yang menyebabkan
pembengkakan batang dan pembusukan umbi lapis (bawang).
c.
Nematoda
daun (leaf nematodes), misalnya Aphelenchoides
besseyi yang menyebabkan pucuk daun memutih pada tanaman padi.
d.
Nematoda
puru akar (root-knot nematodes), misalnya Meloidogyne
sp yang menyebabkan perakaran
membengkak pada famili Solanaceae, sehingga pertumbuhan tidak normal.
Nematoda
dapat berperan sebagai vektor penyakit, misalnya dari ordo Dorylaimida yaitu
nematoda jarum (Longidorus sp.) dan
nematoda keris (Xiphinema sp.).
Keduanya bersifat ektoparasit dan dapat menularkan penyakit virus. Nematoda ini
menyerang tanaman dengan cara mencucuk dan mengisap cairan sel akar. Luka
tusukan tersebut sering diikuti oleh serangan mikroorganisme sekunder (bakteri
dan cendawan) sehingga menimbulkan pembusukan. Akibatnya pertumbuhan tanaman
merana dan perkembangannya terhambat.
b.
Filum Mollusca
Kelas
Gastropoda merupakan salah satu kelas anggota filum Mollusca yang banyak
berperan sebagai hama tanaman. Tubuh anggota kelas Gastropoda ada yang
dilindungi oleh cangkang (shell), adapula yang tidak. Sebagai contoh yaitu
bekicot (Achatina fullica Bowd.), Semperula maculata, siput bugil (Parmarion pupillaris Humb.), dan Sumpil (Lamellaxis gracilis Hutt.).
Bekicot
berasal dari Afrika Timur atau Afrika Selatan ini memiliki panjang tubuh 10
cm-13 cm. Cangkang bekicot berbentuk kerucut berulir, berwarna
coklat-kekuningan dengan bercak coklat kehitaman yang memanjang. Tubuh berwarna
coklat, berlendir dan perutnya berfungsi sebagai kaki. Mempunyai dua pasang
sungut (antena), yaitu sungut depan yang berfungsi sebagai peraba dan sungut di
belakang yang berfungsi sebagai mata. Bekicot dan anggota Gastropoda yang lain
menggunakan gigi parut (radula) untuk menggigit dan mengunyah bagian tanaman yang
berdaging tebal dan berair. Biasanya menyerang tanaman pada malam hari, dan
banyak ditemukan di tempat-tempat yang berair dan mempunyai kelembaban tinggi
(Rukmana dan Saputra, 1997).
Semperula
maculata banyak ditemukan menyerang daun tembakau yang masih muda, anggrek
dan karet. Tubuhnya berwarna kelabu kehijauan, berukuran sebesar kelingking
(Kalshoven, 1981).
Siput
bugil (Parmarion pupillaris Humb.),
tubuhnya tidak dilindungi cangkang. Warna cokelat kekuningan, abu-abu atau
hitam, dengan panjang tubuh 3 cm-5 cm. Biasanya siput ini menyerang daun
tembakau muda, daun teh (menggulung daun teh), dan pucuk tanaman karet (Rukmana
dan Saputra, 1997).
Sumpil
(Lamellaxis gracilis Hutt) memiliki pelindung (rumah) berbentuk
silindris, kecil, berwarna kuning muda. Panjang tubuhnya ± 11 mm. Sumpil sering
merusak persemaian bermacam-macam sayuran dan tanaman hias (Rukmana dan
Saputra, 1997).
c.
Filum Chordata
Filum
Chordata mempunyai banyak anggota, namun tidak semuanya berperan sebagai hama
tanaman. Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah Kelas
Mamalia (hewan menyusui) dan kelas Aves (burung).
Dari
kelas mamalia, ordo Rodentia (binatang mengerat) merupakan ordo yang paling
merugikan, misalnya tupai (Callosciurus
notatus) dan tikus sawah (Rattus rattus argentiventer). Disamping
itu kelelawar, musang, landak, dan satwa liar seperti gajah, kera, babi hutan,
rusa, dan beruang juga dapat berperan sebagai hama yang merugikan. Sedangkan
dari kelas aves yang berperan sebagai hama misalnya burung pipit (Lonchura leucogastroides (Horsf. dan
Moore)).
1.
Tupai (Callosciurus notatus)
Tupai
banyak merusak buah kelapa dengan cara mengerat, baik pada waktu siang maupun malam. Tubuh tupai berwarna kelabu
sampai hitam pada bagian perut sampai kepalanya, dan di bagian punggung
berwarna hitam pada pangkal dan kuning di ujung. Tupai betina mempunyai 6
pasang kelenjar susu dan satu tahun mampu beranak 8 kali (Kalshoven,1981).
Tupai
menyerang buah kelapa yang sudah tua, dengan ciri serangan terdapat lubang
bekas gigitan pada ujung buah dengan sisi yang rapi/rata (Rukmana dan Saputra,
1997).
2.
Tikus (Rattus-rattus spp.)
Tikus
merupakan hama paling penting dibandingkan dengan hama-hama dari golongan
mamalia lainnya. Perkembangbiakan tikus sangat cepat, dan tanaman yang
disukainya cukup banyak. Tikus dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi pada
areal yang luas sejak di persemaian sampai menjelang panen. Disamping itu tikus
juga menyerang tanaman lainnya yaitu jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar, tebu,
kelapa, dan kelapa sawit (Kalshoven,1981).
Pada
umumnya tikus menyerang tanpa mengenal tempat, sejak di persemaian, pertanaman
sampai di tempat penyimpanan. Tikus aktif menyerang tanaman pada malam hari.
Tikus yang lapar akan memakan hampir semua benda yang dijumpainya. Jika makanan
cukup tersedia, tikus akan memilih jenis makanan yang paling disukai, seperti
padi yang sedang bunting, dan jagung muda. Pada saat makanan banyak tersedia,
perkembangbiakan tikus berlangsung sangat cepat (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut
Priyambodo (1995), terdapat 8 spesies tikus yang berperan sebagai hama, yaitu :
a.
Tikus
sawah (Rattus rattus argentiventer
(Rob. & Kl.))
b.
Tikus
rumah (Rattus rattus diardi (Jent.))
c.
Tikus
cokelat/tikus riul (Rattus rattus
norvegicus Berk.)
d.
Mencit
rumah (Mus musculus)
e.
Tikus
pohon (Rattus tiomanicus Miller)
f.
Tikus
huma/ladang (Rattus exulans Peale)
g.
Tikus
wirok (Bandicota indica Bechst.)
h.
Mencit
ladang (Mus caroli)
Pada
umumnya tekstur rambut/bulu tikus agak kasar, kecuali pada mencit yang lembut
dan halus. Hidung tikus berbentuk kerucut, kecuali tikus wirok dan tikus
cokelat hidungnya berbentuk kerucut terpotong. Tikus wirok, tikus cokelat,
tikus sawah, dan mencit ladang, disebut hewan
terestrial dengan
ciri-ciri : ekor pendek, panjangnya sama dengan panjang tubuh, ujung jari
halus, tonjolan pada telapak kaki kecil dan halus. Sedangkan tikus pohon, tikus
rumah, tikus huma, dan mencit rumah, disebut hewan arboreal dengan ciri-ciri : ekor panjang lebih panjang dari ukuran
tubuh, ujung jari kasar, tonjolan pada telapak kaki besar dan kasar. Tikus
pohon merupakan hama utama kelapa, biasanya melubangi buah kelapa yang
masak/tua dengan lubang tidak teratur di dekat tangkai (Priyambodo, 1995).
Tiga
jenis tikus yang sering merusak tanaman pertanian menurut Kalshoven (1981)
adalah sebagai berikut :
a.
Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer).
Tikus sawah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Panjang
dari hidung sampai ujung ekor antara 270 mm – 370 mm.
2.
Berat
badan rata-rata ± 130 gram.
3.
Panjang
ekor ± 95 persen panjang badan (dari kepala sampai pangkal ekor).
4.
Tikus
betina mempunyai 12 puting susu, yaitu terdiri atas tiga pasang di bagian dada
dan tiga pasang di bagian perut.
5.
Warna
badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan.
b.
Tikus rumah (Rattus
rattus diardi).
Tikus rumah mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Panjang
dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm.
2.
Panjang
ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai
pangkal ekor).
3.
Tikus
betina mempunyai puting susu 10 buah, yaitu terdiri dari dua pasang di bagian
dada dan tiga pasang di bagian perut.
4.
Warna
bulu badan bagian atas dan bagian bawah cokelat tua kelabu.
5.
Makanan
tikus rumah diperoleh dari sisa makanan manusia, atau makanan yang disimpan
tidak rapi, dan hasil pertanaman yang disimpan di gudang atau tanaman-tanaman
yang berada di kebun dekat rumah.
c.
Tikus pohon (Rattus tiomanicus).
Ciri-ciri tikus pohon
adalah sebagai berikut :
1.
Ekor
lebih panjang 110 persen dari panjang badan (hidung sampai pangkal ekor).
2.
Jumlah
puting susu betina 10 buah yaitu terdiri atas dua pasang di bagian dada dan
tiga pasang di bagian perut.
3.
Warna
bulu badan pada bagian punggung kemerah-merahan, sedangkan pada bagian perut
hampir seluruhnya putih.
4.
Tikus
ini sering menyerang buah kelapa, kakao, dan kopi.
3.
Kelelawar (Pteropus vampyrus)
Kelelawar
merusak tanaman dengan cara memakan buah-buahan yang sudah masak di pohon,
seperti buah pisang, mangga, pepaya, durian, dan jambu-jambuan. Waktu
penyerangan kelelawar pada umumnya terjadi malam hari (Rukmana dan Saputra,
1997).
4.
Musang (Paradoxurus hermaphroditus)
Populasi
musang di habitat alam tergolong relatif rendah, namun dapat menimbulkan
kerugian bagi para petani. Binatang ini menyukai buah-buahan yang sudah tua
atau masak. Disamping itu, musang bersifat rakus, pemakan segala jenis tanaman
atau hewan, antara lain pemangsa anak ayam (Rukmana dan Saputra, 1997).
5.
Landak (Acantyon brachyurum (L.) = Hystrix javanicus)
Landak
biasanya membuat sarang pada tebing-tebing berupa lubang-lubang atau gua kecil
seperti tikus. Aktif pada malam hari dan menyerang akar tanaman umbi-umbian,
dapat pula menyerang jagung, ketela pohon, nenas, dan tebu (Kalshoven, 1981).
Satwa
liar yang dapat berperan sebagai hama antara lain : gajah (Elephas maximus L.), babi hutan (Sus vitatus), banteng (Bos
sondaicus), rusa (Rusa timorensis),
beruang (Helarctos malayanus)
(Triharso, 1994). Bahkan hewan ternak seperti kambing, domba, dan sapi yang
tidak diikat atau dimasukkan ke dalam kandang dapat berpotensi sebagai hama.
Binatang
yang termasuk ke dalam golongan aves (burung) pada umumnya tubuhnya ditutupi
kulit dan berbulu, mempunyai paruh, serta kakinya bersisik. Anggota bagian
depan pada burung yang berupa sayap
digunakan untuk terbang. Meskipun demikian, ada golongan burung yang tidak bisa
terbang, misalnya kasuari, kiwi, dan unta (Rukmana dan Saputra, 1997).
Menurut
Harahap dan Tjahjono (1994) beberapa jenis burung/aves
yang berpotensi sebagai hama adalah sebagai berikut :
a. Burung pipit haji (Lonchura
maja leucocephala Raffles)
Nama
lainnya adalah bondol uban. Kepalanya berwarna putih keabu-abuan seperti sorban
haji. Bulu tubuhnya berwarna hitam kecoklatan. Warna leher putih dan secara
bertahap berubah warna menjadi coklat merah ke arah bagian dadanya. Matanya
berwarna coklat hitam. Ukurannya sebesar burung gelatik. Burung jantan dan
betina seukuran dan serupa.
Daerah
penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran
secara vertikal belum diketahui.
Burung
pipit haji ini hidup berkelompok. Membuat sarang dari alang-alang, batang padi
atau rumput-rumputan lainnya. Dalam satu sarang terdapat lima ekor burung.
Bentuk sarang seperti tabung memanjang, lebih kecil dari sarang burung manyar.
Pada umumnya pipit haji membuat sarang bersama-sama pada satu pohon atau tempat
sampai berjumlah puluhan. Burung ini bertelur dua kali setahun. Jumlah telur
yang dihasilkan 4-5 butir tiap kali bertelur.
Kerusakan
ditimbulkan oleh gerombolan burung pada saat padi sedang menguning. Pada
umumnya gerombolan burung ini terdiri atas kurang dari 50 ekor dan datang
berkali-kali.
b. Pipit jawa (Lonchura
leucogastroides Horsfield dan Moore)
Burung
pipit ini berbentuk hampir sama dengan pipit haji, tetapi tanpa warna pada
kepala. Tubuh bagian atas dan sayapnya berwarna merah coklat, lehernya hitam,
perut putih, mata coklat, paruh hitam dan ekor kehitam-hitaman. Panjang tubuh
sampai ke ujung ekornya kurang lebih 9 – 10 cm. Burung jantan dan betina
seukuran dan serupa.
Daerah
penyebarannya adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, dan lain-lain mengikuti pola penyebaran pertanaman padi. Penyebaran
secara vertikal belum diketahui.
Burung
pipit ini membuat sarang dari alang-alang, batang padi atau rumput-rumputan
lainnya. Hidupnya selalu bergerombol dan lebih sering berpasangan. Bersarang
tidak saja dalam hutan, tetapi juga di dekat rumah peduduk bahkan pada
pohon-pohon yang rendah. Dalam satu sarang terdapat 5 ekor burung. Masa
bertelur sepanjang tahun. Dalam satu kali masa bertelur dapat menghasilkan 4-6
butir telur. Saat mengeram mereka tidak terganggu oleh suara manusia, cahaya
lampu dan sebagainya.
Burung
menyukai lingkungan yang bersemak-semak, hutan sekunder, persawahan, atau
pekarangan terutama yang berdekatan dengan pertanaman padi. Pada saat padi
menguning burung pipit ini datang bergerombol berkali-kali untuk makan padi
yang sudah masak. Di Jawa burung ini pernah menjadi hama padi yang sangat
potensial. Demikian pula di Nusa Tenggara Timur, burung pipit ini termasuk hama
potensial pada pertanaman padi.
c. Burung pipit bertungging putih (Lonchura striata Linnaeus)
Warna
bulu burung ini coklat kehitaman dengan tungging berwarna putih dan bercak di
dada berwarna kuning tua. Ekor berwarna kuning tua dan bintik-bintik putih.
Pada umumnya sebesar burung gelatik atau burung gereja. Burung jantan dan
betina seukuran dan serupa.
Daerah
penyebaran adalah India, Kepulauan Andaman, Nicober, Cina Selatan, Taiwan dan
Sumatra, pada ketinggian 50 – 600 mdpl.
Sarang
dibuat dari daun alang-alang, batang padi atau batang rumput-rumput lainnya,
berbentuk genta dengan lubang membuka ke bawah. Sarangnya dibuat pada pepohonan
di tengah atau di pinggir sawah dan semak-semak yang berdekatan dengan
persawahan. Dalam satu sarang biasanya terdapat 5-6 ekor burung.
Burung
ini mempunyai potensi sebagai hama padi karena selalu datang secara bergerombol
mencari makanan berupa butiran-butiran padi.
d. Burung peking (Lonchura
punctata punctata (Horsf dan Moore))
Panjang
tubuh burung peking 10 – 11 cm. Warna punggung, dagu dan leher merah coklat. Bulu
dada dan perut berwarna putih dengan pinggir coklat hitam. Mata berwarna coklat
merah.
Burung
peking hidup bergerombol, bersarang pada pohon-pohon tinggi, misalnya pada
pohon-pohon aren. Pada satu pohon terdapat lebih dari satu sarang. Sarang
terbuat dari rumput-rumputan, kadang-kadang bersarang diantara buah pisang. Di
daerah Nusa Tenggara Timur, burung ini juga berpotensi sebagai hama pada
pertanaman padi.
e. Bebek manila (nama lokal di NTT)
Merupakan
jenis binatang yang biasa hidup di laut, sungai dan di danau. Ciri-cirinya
antara lain adalah bulu berwarna hitam, warna bulu pada bagian perut agak
kehitaman, paruhnya mirip dengan bebek/itik peliharaan dan bentuknya mirip
dengan ayam.
Dengan
adanya kebiasaan petani di daerah Nusa Tenggara Timur menggunakan sistem tabela
yaitu langsung menebar benih padi pada areal yang telah diolah tanpa tahap
pembibitan, hal ini dapat memberi pelaung bagi bebek manila untuk memakan biji
padi tersebut terutama pada saat air dalam keadaan kering. Disamping itu juga
menyerang bibit padi yang baru tumbuh atau yang masih muda.
Disamping
jenis-jenis burung di atas juga terdapat beberapa burung yang mengganggu
tanaman padi, tetapi bukan merupakan hama potensial di Nusa Tenggara Timur.
Jenis-jenis burung tersebut, misalnya : burung perkutut (Geopeli striata Linnaeus), manyar bintik (Amandava sp.), gelatik (Pada
oryzivora Linnaeus), bondol hijau (Erythrura
prasina Sparman), burung gereja (Passer
montanus malacensis Dubois) dan burung baya (Ploceus philippinus Linnaeus).
d. Filum Arthropoda
Sebagian
besar hama tanaman yang kita kenal merupakan anggota filum Arthropoda. Filum
ini mempunyai ciri yang sangat khas yaitu :
1.
Tubuh
terbagi menjadi 2 atau 3 bagian.
2.
Tubuh
dan kaki beruas-ruas.
3.
Alat
tambahan beruas-ruas dan berpasangan.
4.
Dinding
tubuh bagian luar berupa skeleton yang secara periodik dilepas dan diperbaiki/diganti.
Anggota
filum Arthropoda yang berperan sebagai hama berasal dari Kelas Acharina dan
Insecta (serangga) (Ananda, 1983).
1.
Kelas
Arachnida
Menurut
Ananda (1983), anggota kelas Arachnida ada yang berperan sebagai hama tanaman,
dan adapula yang berperan sebagai predator hama tanaman. Salah satu contoh
jenis yang berperan sebagai hama tanaman adalah tungau merah Tetranichus bimaculatus yang menyerang
tanaman ketela pohon terutama pada musim kemarau. Gejala yang ditimbulkannya
berupa bercak-bercak kekuningan, karena cairan sel daun diisapnya. Daun ini
akhirnya kering dan rontok. Contoh yang berperan sebagai predator adalah
laba-laba.
Ciri khas Arachnida
adalah :
1.
Kaki
empat pasang yang terdiri atas tujuh ruas, yaitu coxa, trochanter, patela,
femur, tibia, metatarsus dan tarsus.
2.
Tubuh
terbagi menjadi dua bagian, yaitu gabungan kepala dan dada (cephalothorax)
serta abdomen.
3.
Tidak
bersayap dan memiliki alat tambahan berupa sepasang pedipalpus.
2.
Kelas Insecta atau
Hexapoda
Anggota
kelas insecta disebut juga hexapoda karena memiliki 6 kaki. Anggota kelas ini
menempati peringkat paling atas dalam hal peranannya sebagai hama tanaman. Ciri
khas kelas insecta menurut Ananda (1983). adalah :
1. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala (caput),
dada (thorax) dan perut (abdomen).
2. Mempunyai 3 pasang kaki yang terdiri atas 6 ruas, yaitu
coxa, trochanter, femur, tibia, metatarsus dan tarsus.
3. Sayap satu pasang atau dua pasang dan adapula yang tidak
bersayap.
4. Mempunyai satu pasang antena.
Beberapa
jenis ordo dari kelas insecta atau hexapoda yang menjadi hama penting adalah
sebagai berikut :
1.
Ordo
Orthoptera
Orthoptera berasal dari kata orthos yang berarti lurus dan pteron artinya sayap. Golongan serangga
ini pada waktu istirahat berperilaku khas, yaitu sayap belakangnya dilipat
lurus di bawah sayap depan. Alat mulut nimfa dan imagonya penggigit-pengunyah.
Perkembangan hidup hama ini termasuk tipe paurometabola (telur-nimfa-imago).
Nimfa dan imago hidup pada habitat yang sama. Stadium nimfa dan imago bersifat
merusak tanaman. Beberapa jenis serangga hama yang termasuk ke dalam ordo
Orthoptera adalah :
a.
Belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.)
b. Belalang
kembara (Locusta migratoria manilensis
Mayen)
c. Belalang
pedang (Sexava spp.)
d. Belalang
china atau belalang berantena pendek (Oxya
chinensis)
e. Gangsir
(Brachytrypus portentosus Linch)
f. Jengkerik
(Gryllus mitratus Burn.) dan (Gryllus bimaculatus De G.)
g. Anjing
tanah (Gryllotalpa africana Pal.)
2.
Ordo
Hemiptera
Hemi
berarti setengah dan pteron artinya
sayap. Golongan serangga yang termasuk ordo Hemiptera ini mempunyai sayap depan
yang mengalami modifikasi sebagai hemelitron, yaitu setengah bagian di daerah
pangkal menebal, sedangkan sisanya berstruktur seperti selaput, dan sayap
belakangnya mirip selaput tipis (membran). Tipe perkembangan hidup ordo
Hemiptera adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut, baik nimfa
maupun imago pencucuk-pengisap, dan keduanya hidup dalam habitat yang sama.
Stadium serangga yang merusak tanaman adalah nimfa dan imago. Jenis serangga
yang termasuk ordo Hemiptera, antara lain :
a. Hama
pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis
antonii)
b. Kepik
buah lada (Dasynus piperis)
c. Kepik
hijau (Nezara viridula)
d. Walang
sangit (Leptocorixa acuta) (= Leptocorisa oratorius)
e. Kepik
hijau Rhynchocoris poseidon Kirk.
3.
Ordo Homoptera
Homo artinya sama dan pteron berarti sayap. Serangga golongan ini mempunyai sayap depan
berstruktur sama, yaitu seperti selaput (membran). Sebagian dari serangga ordo
Homoptera ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap.
Misalnya, kutu daun Aphis sp. sejak
menetas sampai dewasa tidak bersayap. Tetapi bila populasinya tinggi sebagian
serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan pindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tipe perkembangan hidup ordo Homoptera adalah paurometabola
(telur-nimfa-imago). Kutu daun bersifat partenogenetik, yaitu embrio berkembang
di dalam imago betina tanpa pembuahan terlebih dahulu. Jenis serangga dari ordo
Homoptera ini antara lain :
a.
Wereng
hijau (Nephotettix apicalis)
b.
Wereng
cokelat (Nilaparvata lugens)
c.
Kutu
loncat (Heteropsylla sp.)
d.
Kutu
daun penular CVPD (Diaphorina citri)
e.
Kutu
daun (Aphis sp.)
f.
Kutu
daun persik (hijau) (Myzus persicae)
g.
Kutu
daun atau white fly (Bemisia tabaci
Genn)
h.
Kutu
daun jeruk dan mawar (Aleurocanthus
spiniferus)
i.
Kutu
daun kelapa (Aspidiotus destructor)
j.
Kutu
putih pada tebu (Oregma lanigera
Zehntn)
k.
Kutu
sisik atau kutu perisai hijau pada kopi dan cengkeh (Coccus viridis Gr.)
l.
Kutu
dompolan (Pseudococcus citri Risso)
4.
Ordo Lepidoptera
Lepidos berarti sisik dan pteron artinya sayap. Kedua pasang sayap ordo Lepidoptera mirip
membran yang penuh denagn sisik. Sisik-sisik ini sebenarnya merupakan
modifikasi dari rambut biasa. Bila sisik tersebut dipegang akan mudah menempel
pada tangan. Serangga dewasa dibedakan atas dua macam, yaitu kupu-kupu dan
ngengat. Kupu-kupu aktif pada siang hari, sedangkan ngengat aktif pada malam
hari. Perkembangbiakan serangga ordo Lepidoptera adalah holometabola
(telur-larva/ulat-pupa/kepompong-imago).
Alat mulut larva tipe penggigit-pengunyah, sedangkan alat mulut imagonya
bertipe pengisap. Srtadium serangga yang sering merusak tanaman adalah larva,
sedangkan imagonya hanya mengisap nektar (madu) dari bunga-bungaan. Jenis
serangga hama yang termasuk ordo Lepidoptera, antara lain:
a.
Ulat
daun kubis (Plutella xylostella)
b.
Ulat
titik tumbuh (ulat krop) (Crocidolomia
binotalis Zeller)
c.
Ulat
tanah (Agrotis ipsilon)
d.
Penggerek
batang jagung (Ostrinia furnacalis
Guenee)
e.
Penggerek
polong kedelai (Etiella zinckenella
Treitschke)
f.
Penggerek
buah kakao dan rambutan (Conopomorpha
cramerella)
g.
Ulat
penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia
theivora Wls)
h.
Penggerek
pucuk tebu putih (Scirpophaga nivella
intacta Sn)
i.
Ulat
peliang daun jeruk (kupu-kupu pastur) (Papilio
memnon L.)
j.
Penggerek
batang padi putih (Tryporyza innotata
Walker)
k.
Penggerek
batang padi kuning (Tryporyza incertulas
Walker)
l.
Penggerek
batang padi bergaris (Chilo supressalis
Walker)
m.
Penggerek
batang padi merah jambu (Sesamia inferens
Walker)
n.
Ulat
perusak/penggerek tongkol jagung (Heliothis
armigera) (= Helicoverpa armigera
Hubn.)
o.
Ulat
jengkal Plusia chalcites ( = Chrysodeixis chalcites)
p.
Ulat
penggulung daun pisang (Erionota thrax
L.)
5.
Ordo Coleoptera
Coleoptera
berasal dari kata coleos atau seludang dan pteron
atau sayap. Serangga
dari ordo Coleoptera ini memiliki sayap depan yang mengalami modifikasi, yaitu
mengeras dan tebal seperti seludang. Sayap depan atau seludang ini berfungsi
untuk menutupi sayap belakang dan bagian tubuhnya. Sayap depan yang bersifat
demikian disebut elitron, sedangkan sayap belakang strukturnya tipis seperti
selaput. Pada saat terbang kedua sayap depan tidak berfungsi, namun pada waktu
istirahat sayap belakang dilipat di bawah sayap depan. Perkembangbiakan hidup
serangga ordo Coleoptera adalah holometabola (telur-larva-pupa-iamgo). Tipe
alat mulut larva dan imago memiliki struktur yang sama, yaitu
penggigit-pengunyah. Coleoptera adalah ordo serangga yang paling besar di
antara ordo-ordo serangga hama. Oleh karena itu, ordo serangga ini banyak
bentuknya. Sifat hidup serangga ordo Coleoptera sebagian ada yang merusak
tanaman, namun adapula yang bersifat predator. Serangga ordo Coleoptera yang berperan
sebagai hama/perusak tanaman, antara lain :
a.
Kumbang
kelapa atau kumbang tanduk (Oryctes
rhinoceros L.)
b.
Penggerek
batang albizzia (Xystrosera festiva)
c.
Kumbang
perusak pucuk kelapa (Brontispa
longissima)
d.
Penggerek
buah kopi (Stephanoderes hampei)
e.
Kumbang
daun kangkung dan terung (Epilachna
sp.)
f.
Kumbang
daun kedelai (Phaedonia inclusa
Stal.)
g.
Kumabng
pemakan daun semangka, melon (Aulacophora
abdominalis (Fabricius)) dan (Aulacophora
hilaris (Boisduval))
h.
Penggerek
batang cengkeh (Nothopeus fasciatipennis
Wat.)
i.
Hama
bubuk beras (Sitophilus oryzae) dan (Sitophilus zeamais)
j.
Penggerek
ubi jalar (Cylas formicarius)
k.
Penggerek
cabang kopi (Xyleborus morigerus)
6.
Ordo Diptera
Di artinya dua dan pteron berarti sayap. Diptera artinya serangga yang hanya
mempunyai sepasang sayap depan sebab sepasang sayap belakangnya telah berubah
bentuk menjadi bulatan (halter). Sayap ini berfungsi sebagi alat keseimbangan pada saat
terbang, alat untuk mengetahui arah angin, dan juga alat pendengaran. Stadium
larva Diptera disebut tempayak atau belatung atau set. Larva tidak mempunyai kaki, dan hidupnya menyukai
tempat-tempat yang lembab dan basah. Perkembangan hidup ordo Diptera adalah
holometabola (telur-larva-pupa-imago). Tipe alat mulut larva
penggigit-pengunyah, sedang imagonya memiliki tipe alat mulut
penjilat-pengisap. Jenis serangga ordo Diptera yang sering merusak tanaman
antara lain adalah :
a.
Lalat
bibit kedelai (Agromyza phaseoli
Tryon)
b.
Lalat
buah (Bactrocera spp.)
c.
Lalat
penggerek batang padi (Atherigona exigua)
d.
Lalat
bibit padi (Hydrellia philippina)
e.
Hama
ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason)
7.
Ordo Thysanoptera
Thysanos artinya rumbai dan pteron berarti sayap. Serangga dari ordo Thysanoptera ini
berukuran sangat kecil. Sayapnya berjumlah dua pasang dengan bentuk memanjang,
sempit, membranus, dan pada bagian tepinya terdapat rambut-rambut halus
berumbai. Perkembangan hidup serangga Thysanoptera adalah paurometabola
(telur-nimfa-imago). Tipe alat mulut nimfa dan imago pencucuk-pengisap.
Serangga dari ordo ini dapat merusak daun, bunga, dan buah tanaman. Daun yang
terserang menjadi keriting atau salah bentuk. Bunga yang terserang menjadi
salah bentuk atau gugur, sedangkan serangan pada buah menyebabkan bercak-bercak
atau gugur. Jenis serangga dari ordo Thysanoptera yang sering merusak tanaman
antara lain :
a.
Thrips
hitam pada tanaman jagung (Heliothrips
striatoptera Kob)
b.
Thrips
pada bibit padi dan jagung (Thrips oryzae
Will)
c.
Thrips
bawang (Thrips tabaci Lind)
Kerusakan (kerugian) yang ditimbulkan
oleh hama tanaman menurut Rukmana dan Saputra (1997), antara lain sebagai berikut :
1.
Kerugian secara
kuantitas (berkurangnya hasil atau produksi) antara lain sebagai berikut :
a.
Serangan
kumbang daun Aulacophora similis
Oliver dengan cara memakan daun dan bunga pada famili Cucurbitaceae (semangka,
melon, mentimun, dan pare) menyebabkan produksi tanaman tersebut menurun
(rendah).
b.
Serangan
kumbang penggerek buah kapas Amorphoidea
sp. dapat menyebabkan buah tersebut gugur sebelum masak.
c.
Serangan
serangga Amrasca flavescens F. atau Empoasca flavescens F. pada tanaman
kapas yang masih muda dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut tidak
normal sehingga produksi menurun.
d.
Serangan
ulat tanah Agrotis ipsilon Hufn. yang
memakan berbagai jenis tanaman (polifag), terutama tanaman muda, dapat
menyebabkan tanaman terkulai (layu) atau mati.
2.
Kerugian secara
kualitas (menurunnya mutu hasil), antara lain sebagai berikut :
a.
Perubahan
warna pada beberapa macam produk tanaman (ubi, daun, bunga, maupun buah), misalnya :
1.
Ubi
jalar Ipomoea batatas L. yang
terserang hama lanas Cylas formicarius Fabr. akan berwarna cokelat
kehitam-hitaman.
2.
Biji
kedelai yang terserang kepik hijau Nezara
viridula L. dan kepik polong atau kepik cokelat Riptortus linearis F. akan berwarna kehitam-hitaman.
3.
Daun
dan buah pada beberapa jenis tanaman yang terserang hama penggerek batang akan
mengalami perubahan warna menjadi lebih pucat daripada warna asli (normal), dan
buah masak sebelum waktunya ataupun berguguran.
b.
Perubahan
rasa, misalnya :
1.
Ubi
jalar yang terserang hama lanas Cylas
formicarius Fabr. rasanya menjadi pahit.
2.
Buah
durian yang terserang hama penggerek Tirathaba
ruptilinea Wlk. rasanya menjadi kemasam-masaman.
c.
Bercak
atau bintik-bintik hitam, misalnya :
1.
Daun
kangkung yang terserang walang sangit Leptocorisa
oratorius Thumb. akan menunjukkan gejala berbintik-bintik hitam atau
kecokelat-cokelatan.
2.
Kulit
biji kedelai ataupun kacang hiaju yang terserang kepik hijau Nezara viridula L. akan berbercak-bercak
cokelat.
d.
Rusak
atau abnormal, misalnya :
1.
Daun
kedelai yang terserang ulat jengkal Chrysodeixis
chalcites Esp. akan menjadi berlubang-lubang (Gambar 1.1).
2.
Umbi
kentang yang terserang nematoda Meloidogyne
sp. akan berbintil-bintil (abnormal), atau berlubang dan membusuk akibat
serangan hama uret.
3.
Daun
tembakau yang terserang Thrips spp., Myzus persicae Sulz. dan Bemisia tabaci akan menjadi keriting dan
ukurannya kecil-kecil.
4.
Buah
tomat yang terserang ulat penggerek buah Helicoverpa
armigera Hbn. akan menjadi berlubang-lubang.
5.
Krop
kubis yang terserang ulat titik tumbuh Crocidolomia
binotalis Zeller akan tampak berlubang-lubang dan rusak, sehingga
menyebabkan berkurangnya hasil atau produksi (Gambar 1.2).
6.
Biji
kacang panjang berlubang-lubang akibat serangan hama gudang Callosobruchus chinensis L. (Gambar 1.3)
Organisme
yang berperan sebagai hama tanaman menurut Rasdiman (1994), meliputi filum
Nemathelminthes/Aschelminthes termasuk nematoda, Mollusca, Arthropoda, dan
Chordata. Filum Nemathelminthes, Mollusca , dan Arthropoda, karena tidak
bertulang belakang dimasukkan ke dalam kelompok Invertebrata, sedangkan filum
Chordata yang bertulang belakang dimasukkan ke dalam kelompok Vertebrata. Dari
fila tersebut, maka filum Arthropodalah yang paling berperan sebagai hama,
terutama dari kelas insekta (serangga).
Serangga
dan tanaman inang mempunyai hubungan yang erat sekali, karena serangga
membutuhkan tempat berlindung, kawin, meletakkan telur dan nutrisi yang dapat
diperolehnya dari tanaman. Kecenderungan serangga hama dalam memilih tanaman
sebagai inang sangat ditentukan oleh sifat-sifat yang terkandung dalam tanaman
tersebut. Apabila tanaman memiliki sifat-sifat yang disukai oleh serangga hama,
maka ada kecenderungan bahwa tanaman mengalami kerusakan yang lebih berat.
Hama
merusak tanaman secara langsung, yaitu menyerang bagian-bagian tanaman seperti
akar, batang, daun, bunga, buah atau tanaman seluruhnya. Pengertiannya adalah
bahwa ada jenis hama yang menyerang satu bagian tanaman, atau menyerang bagian
tanaman tertentu, namun mengakibatkan tanaman tidak dapat dipanen. Sebagai
contoh adalah hama penggerek batang padi kuning Tryporyza incertulas yang menyerang titik tumbuh tanaman padi.
Akibatnya akan timbul gejala mati pucuk (dead heart) atau sundep pada tanaman
padi pada fase pertumbuhan vegetatif. Pada fase generatif, hama ini menimbulkan
gejala beluk, yaitu bulir-bulir tanaman padi yang terserang akan tegak, kosong
dan berwarna keabu-abuan. Tanaman padi yang terserang hama tersebut tidak akan
pernah diharapkan hasilnya.
Tingkat
kerusakan tanaman akibat serangan hama sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat hama
dalam cara menyerangnya. Beberapa jenis hama hanya menyerang sasaran utama bagian
daun atau batang, dahan, akar, ubi, bunga, buah, dan biji, namun ada pula hama
yang menyerang lebih dari satu bagian tanaman. Berikut ini contoh jenis hama
yang menyerang bagian tertentu dari tanaman.
Hama Pemakan Daun atau Pengisap Cairan
Tanaman :
1.
Ordo
Coleoptera
a.
Kumbang
kelapa Oryctes rhinoceros Linnaeus
b.
Kumbang
catut atau kumbang penjepit Xylotrupes
gideon L.
c.
Kumbang
daun semangka Aulacophora similis
Oliver
d.
Kumbang
Epilachna sparsa Herbst.
e.
Kumbang
daun kedelai Phaedonia inclusa Stal
2.
Ordo
Hemiptera
a.
Kepik
hijau pada tanaman kacang-kacangan Nezara
viridula
b.
Walang
sangit Leptocorixa acuta (= Leptocorisa oratorius)
c.
Kepinding
tanah atau kepik padi hitam Scotinophara
lurida Brum
d.
Kepik
Helopeltis antonii Sign.
3.
Ordo
Homoptera
a.
Wereng
cokelat Nilaparvata lugens Stil.
b.
Wereng
hijau Nephotettix virescens Distant.
c.
Kutu
putih atau kutu kebul Bemisia tabaci
Genn
d.
Kutu
daun Aphis sp.
4.
Ordo
Lepidoptera
a.
Ulat
bawang Spodoptera exigua Hbn.
b.
Ulat
jengkal Plusia chalcites (= Chrysodeixis chalcites Esp.)
c.
Ulat
kubis Plutella xylostella L.
5.
Ordo
Orthoptera
a.
Belalang
kayu Valanga nigricornis Burn.
b.
Belalang
setan Aularches miliaris L.
c.
Belalang
Sexava spp.
d.
Belalang
china Oxya chinensis L.
6.
Ordo
Thysanoptera
a.
Thrips tabaci
Lindeman
Hama Perusak Batang dan Ranting
1.
Ordo
Coleoptera
a.
Penggerek
batang keluarga Myrtaceae Nothopeus
himipterus Ol
b.
Penggerek
batang tanaman mangga Batocera
rufomaculata Gerr.
c.
Kumbang
bubuk dahan atau ranting kopi Xyleborus
compactus Eichh.
d.
Kumbang
kelapa merah Rynchophorus ferrugineus
Oliver
2.
Ordo
Lepidoptera
a.
Penggerek
batang padi kuning Tryporyza incertulas
Wlk.
b.
Penggerek
batang padi putih Tryporyza innotata
Wlk.
c.
Penggerek
batang padi merah jambu Sesamia inferens
Wlk.
d.
Penggerek
batang padi bergaris Chilo suppressalis
Wlk.
e.
Penggerek
batang tanaman kopi dan kakao Zeuzera
coffeae Nietn.
f.
Penggerek
batang muda pada beberapa jenis tanaman Agrotis
spp.
3.
Ordo
Homoptera
a. Hama pengisap cairan batang jeruk Asterolecanium striatum Russ
Hama yang Merusak Bunga dan Buah :
1.
Golongan
Aves
a.
Burung
gereja Passer montanus
b.
Burung
manyar Ploceus manyar
c.
Burung
gelatik Padda oryzivora
d.
Burung
emprit Munia leucogastroides
2.
Ordo
Hemiptera
a.
Walang
sangit Leptocorixa acuta (= Leptorisa oratorius)
b.
Kepik
Helopeltis antonii Sign.
3.
Ordo
Homoptera
a.
Kutu
sisik daun dan buah jeruk Parlatoria
pergandii Comst
b.
Kutu
dompolan putih Pseudococcus citri
Risso
4.
Ordo
Lepidoptera
a.
Ulat
bunga jeruk Prays citri Mill.
b.
Ulat
bisul buah jeruk Prays endocarpa
Meyr.
c.
Ulat
buah kapas kemerahan Platyedra
gossypiella
d.
Ulat
buah mangga Philotroctis eutraphera
Meyr.
e.
Ulat
buah petai Mussidia pectnicornella
Hamps
f.
Ulat
pemakan segala tanaman melubangi buah-buahan Heliothis armigera Hubner (= Helicoverpa
armigera Hubner)
5.
Golongan
Mamalia
a.
Kelelawar
Pteropus vampyrus
b.
Tupai
Callosciurus notatus
c.
Tikus
Rattus-rattus spp.
d.
Musang
Paradoxurus hermaphroditus
e.
Kera
Macaca irus
Hama Pemakan Biji-bijian di Gudang
Penyimpanan :
1.
Ordo
Coleoptera
a.
Kumbang
bubuk beras Calandra oryzae L.
b.
Kumbang
bubuk jagung Sitophilus zeamais
Motsch
c.
Kumbang
tepung merah karat Tribolium castaneum
d.
Kumbang
bubuk gabah Rhyzopertha dominica F.
e.
Kumbang
biji-bijian Trogoderma granarium
Everts
2.
Ordo
Lepidoptera
a.
Ngengat
bubuk Ephestia cautella Walk.
b.
Ngengat
gabah Sitotroga cerealella Oliv.
c.
Ngengat
beras Plodia interpunctella Hubn.
Hama Perusak akar atau umbi :
1.
Lanas
perusak ubi jalar Cylas formicarius
2.
Nematoda
puru akar Meloidogyne sp.
3.
Penggerek
ubi kentang Phthorimaea operculella
Hama Penular (vektor) Penyakit Tanaman :
1.
Wereng
hijau Nephotettix spp. penular virus
tungro dan penyakit kerdil kuning pada tanaman padi
2.
Wereng
cokelat Nilaparvata lugens Stil.,
penular virus kerdil rumput, dan kerdil hampa pada tanaman padi
3.
Kutu
daun Diaphorina citri Kuw., penular
penyakit CVPD pada tanaman jeruk
4.
Wereng
zigzag Recilia dorsalis, penular
penyakit kerdil puru dan penyakit daun jingga pada tanaman padi
5.
Kutu
daun Aphis spp., penular penyakit
keriting pada cabai
6.
Kutu
kebul Bemisia tabaci, penular
penyakit virus pada tanaman kedelai, cabai, dan tembakau.