Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh
pada areal yang tidak dikehendaki, tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara
langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu
jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya,
dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma
rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf).
Golongan gulma rurumputan kebanyakan
berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan
bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya
disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas.
Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri
dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun., contoh gulma rerumputan
Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi.
Golongan teki-tekian kebanykan
berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip dengan
golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari
golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak
memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian:
Cyprus rotundus, Cyprus compresus.
Golongan gulma berdaun lebar antara
lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum. Berdasarkan habitat
tumbuhnya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang
hidup didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau
tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat melalui biji atau dengan cara
vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp,
Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulama yang
hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air
yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp,
gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air
yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
KLASIFIKASI GULMA
Cara
klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami
(natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya
didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja,
sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan
erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya
beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan
bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama
dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan
didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting.
Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab
menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan
filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama.
Cara klasifiksi pada gulma
cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar pengelompokan yang berbeda,
maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi kelompok-kelompok atau
golongan-golongan yang berbeda pula. Gulma dapat dikelompokan seperti berikut
ini :
1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat
dikelompokan menjadi :
a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang
menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling
lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian
mati). Karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma
tersebut sering disebut sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah
dikendalikan, tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma
tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji
dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat
lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma
setahun, contohnya Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria
vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.
b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan
siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada
tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset
dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada
periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma
dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium
altissimum dan Artemisia biennis.
c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup
lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun).
Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang
biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma
tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering,
akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi
kembali.
Berdasarkan cara
berkembang biaknya, gulma tahunan dibedakan menjadi dua :
a). Simple perennial, yaitu
gulma yang
sebenarnya hanya berkembang biak dengan biji, akan tetapi apabila bagian
tubuhnya terpotong maka potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru.
Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp., apabila akarnya terpotong menjadi
dua, maka masing-masing potongannya akan tumbuh menjadi individu baru.
b). Creeping perennial, yaitu
gulma yang
dapat berkembang biak dengan akar yang menjalar (root creeping), batang yang
menjalar di atas tanah (stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah
(rhizoma). Yang termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon, Sorgum
helepense, Agropyron repens, Circium vulgare. Beberapa diantaranya ada yang
berkembang biak dengan umbi (tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus
tuberosus. Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan utamanya dengan
rhizoma adalah alang-alang (Imperata cylindrica). Dengan dimilikinya alat
perkembangbiakan vegetatif, maka gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas.
Adanya pengolahan tanah untuk penanaman tanaman pangan atau tanaman setahun
lainnya akan membantu perkembangbiakan, karena dengan terpotong-potongnya
rhizoma, stolon atau tubernya maka pertumbuhan baru akan segera dimulai dan
dapat tumbuh berkembangbiak dengan pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama
apabila air tercukupi. Adanya pengendalian dengan frekuensi yang tinggi (sering
atau berulang-ulang) baik secara mekanis ataupun secara kimiawi, maka lambat
laun pertumbuhannya akan tertekan juga. Satu cara pengendalian yang efektif,
yang juga diperlukan adalah dengan membunuh kecambah-kecambah yang baru muncul
atau tumbuh di atas permukaan tanah.
2. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi
:
a. Gulma darat (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada
habitat tanah atau darat. Contoh Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon
dactylon, Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.
b. Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat
air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1). Gulma air
garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada kondisi air
seperti air laut, di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus acoroides dan
Acrosticum aureum.
2). Gulma air
tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan lagi ke dalam:
a). Gulma
yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia
cuculata, Pistia stratiotes.
b). Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :
- Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma
yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh
Nymphae spp. , Nymphoides indica.
d). Gulma
yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis,
Rhychospora corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus
elatus.
3. Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan
menjadi :
a. Terdapat di tanah sawah, contohnya
Echinochola crusgalli, Echinochola colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis
flava, Marsilea crenata.
b. Terdapat di tanah kering atau tegalan,
contohnya Cyperus rotundus, Amaranthus spinosus, Eleusine indica.
c. Terdapat di tanah perkebunan besar,
contohnya Imperata cylindrica, Salvinia sp., Pistia stratiotes.
4. Berdasarkan sistematikanya, gulma dikelompokan ke
dalam :
a. Monocotyledoneae, gulma berakar
serabut, susunan tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian-bagian
bunga tiga atau kelipatannya, dan biji berkeping satu. Contohnya Imperata
cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum
repens.
b. Dicotyledoneae, gulma berakar
tunggang, susunan tulang daun menyirip atau menjari, jumlah bagian-bagian bunga
4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji berkeping dua. Contohnya Amaranthus
spinosus, Mimosa sp., Euphatorium odoratum.
c. Pteridophyta, berkembang biak secara
generatif dengan spora. Sebagai contoh Salvinia sp., Marsilea crenata.
5. Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Golongan rumput (grasses)
Gulma golongan rumput termasuk
dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan ciri, batang bulat atau agak pipih,
kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua
deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun
dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata.
Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan
helaian daun.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica / alang-alang, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b. Golongan teki (sedges)
Gulma golongan teki termasuk
dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga
bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak
memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak
berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya
dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus
rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
c.
Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Berbagai macam gulma dari anggota Dicotyledoneae termasuk
dalam kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya.
Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem pucuk dan
sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama pada permukaan
bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa, serta titik tumbuh terletak di
cabang. Contoh gulma ini ceplukan (Physalis
angulata L.), wedusan (Ageratum
conyzoides L.), sembung rambut (Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa
pudica).
6. Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Gulma obligat (obligate weeds)
adalah gulma yang tidak pernah dijumpai hidup secara liar dan hanya dapat
tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contoh Convolvulus
arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava.
b. Gulma fakultatif (facultative weeds)
adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula tumbuh pada tempat-tempat
yang dikelola oleh manusia. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus
Opuntia sp.
7. Berdasarkan parasit atau tidaknya, gulma dibedakan
dalam :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus
rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1) Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta
australis (tali putri).
Gulma ini
tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi
sendiri, kebutuhan akan makannya diambil langsung dari tanaman inangnya dan
akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke jaringan floem.
2) Gulma semi parasit, contohnya
Loranthus pentandrus.
Gulma ini
mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi
kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman inangnya dan
akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.
3) Gulma hiper parasit, contoh Viscum
sp.
Gulma ini
mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi
kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi parasit, dan akar
pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.
Daftar Gulma yang hidup pada hutan
DIPTEROKARPA Indonesia
- Alocasia longiloba (Araceae) sejenis tanaman keladi hutan.
- Alpinia sp. (Zingiberaceae).
- Bauhinia lingua DC (Caesalpiniaceae) seperti tanaman merambat, daunya berbentuk hati simetris dan dapat menutup pada malam hari.
- Clidemia hirta (L) D.Don (Melastomataceae).
- Calathea sp. (Marantaceae).
- Ageratum conyzoides L. (Asteraceae).
- Eupatorium odoratum L. (Asteraceae) memiliki bentuk dan struktur yang sama dengan Ageratum c.L.
- Melastoma malabatricum L (Melastomataceae).
- Hyptis capitata jacq (Lamiaceae).
- Sesbania sesban L. (Leguminosae).
- Merremia umbellata L. Hallier f. (Convolvulaceae).
- Nephrolepis falcata (Cav.) C.Chr. (Oleandraceae).
- Stenochlaena palutris (Burm.f.) Bedd. (Blechnaceae).
- Lycopodium cernuum L. (Lycopodiaceae).
- Gleichenia linearis (Burm.) Clarke (Gleicheniaceae).
- Lygodium circinatum (Burm.f.) Sw. (Schizaeaceae).
- Lygodium microphyllum (Cav.) R.Br. (Schizaeaceae).
- Selaginella willdenovii (Selaginellaceae).
- Blechnum orientale L. (Blechnaceae).
- Piper aduncum L. (piperaceae).
- Selaginella sp. (Selaginellaceae).
- Piper betle L. (Piperaceae) atau sirih.
- Mimosa pudica L. (Fabaceae) atau putri malu.
- Scleria puspurascens Benth. (Cyperaceae) sejenis rerumputan.
- Imperata cylindrica (L.) Beauv. (Poaceae) sejenis alang-alang.
- Centotheca lappacea (L.) Desv. (Poaceae) atau rumput liar.
- Solanum torvum Swartz (Solanaceae).
- Echinocloa colonum (L.) Link (Poaceae) sejenis rerumputan.
- Erechtites valerianifolia (Spreng.) DC. (Asteraceae).
- Toxocarpus longipetalus Merr. (Lauraceae).
Pengendalian
Gulma
Gulma yang selalu tumbuh di sekitar pertanaman (crop)
mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasil akhir. Adanya gulma
tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan dan menghalangi tercapainya
sasaran produksi pertanaman pada umumnya. Usaha manusia dalam mengatasi hal
tersebut dapat berupa pemberantasan atau pengendalian, tergantung pada keadaan
tanaman, tujuam bertanam, dan biaya. Budidaya pada tanaman dan pengelolaan
masih merupakan usaha yang cukup memadai dalam pertanian. Dengan ditemukannya
herbisida, peristiwa peracunan dan dosis dalam derajad pengendalian masih perlu
dipertimbangkan, demikan pula tentang selektivitas “mode of action” dan efek
residu. Pemberantasan gulma dilaksanakan bila gulma itu benar-benar “jahat”,
tumbuh di suatu tempat tertentu dalam lintasan yang cukup sempit dan dapat
membahayakan lingkungan. Dengan demikian tujuan pemberantasan gulma semata-mata
untuk membasmi tumbuhnya tumbuhan itu selengkapnya.
Adapun pengendalian dilaksanakan, bila gulma tumbuh pada
area tertentu disekitar pertanaman, dan tidak seluruh waktu tumbuh gulma akan
mempengaruhi pertumbuhan pertanaman seluruhnya. Hanya pada saat-saat tertentu
(saat periode kritis) saja gulma tersebut harus diberantas. Dengan demikian
tujuan pemberantasan dan pengendalian gulma berbeda. Pengendalian gulma
dilaksanakanpada saat tertentu, yang bila tak diberantas pada saat itu akan
benar-benar menurunkan hasil akhir pertanaman. Pengendalian terhadap gulma yang
berkembang luas dan sulit untuk dibasmi secara menyeluruh, bila dikerjakan akan
memakan biaya cukup mahal dan hasil pertanaman secara ekonomis tidak memadai.
Pengendalian gulma hendaknya dilaksanakan jika kita telah memiliki pengetahuan
tentang gulma itu. Bagaimana gulma itu dibiakan, disebarkan, bagaimana bereaksi
dengan perubahan lingkungan, dan bagaimana dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebut, ataupun bagaiman tanggapnya terhadap perlakuan zat kimia, serta
panjang siklus hidupnya, seperti annual, biennial, dan perennial. Namun panjang
siklus hidup ini beragam dengan beda iklim.
Dengan
pengalaman pengetahuan di atas, pengendalian gulma dapat dibagi menjadi
beberapa golongan yaitu secara:
A.
Mekanik
Pengendalian gulma dengan cara ini hanya mengandalkan
kekuatan fisik atau mekanik, baik dengan tangan biasa, alat sederhana maupun
alat berat.
- Pencabutan dengan tangan atau disebut penyiangan dengan tangan
Cara
semacam ini sangat praktis, efisien, dan terutama murah jika diterapkan pada
suatu area yang tidak luas. Pencabutan dengan tangan ditujukan pada gulma
annual dan biennial. Untuk gulma perennial pencabutan semacam ini
mengakibatakan \terpotong dan tertinggalnya bagian di dalam tanah yang akhirnya
kecambah baru dapat tumbuh. Pencabutan bagi jenis gulma yang terakhir ini
menjadi berulang-ulang dan pekerjaan menjadi tidak efektif. Pada taman, cara
pencabutan akan berhasil akan baik bila diberi air sampai basah benar, sehingga
memudahkan pencabutan. Pelaksanaan pencabutan terbaik adalah pada saat sebelum
pemebentuksn biji.
- Bajak tangan.
Alat
semacam ini dinamakan most satisfactorily meets the weeds. Alat ini
sangat berguna pada halaman dan sebagai alat tambahan pengolah tanah dalam
penyiangan di segala jenis barisan pertanaman. Jenis gulma perennial yang
persisten dapat pula diberantas dengan alat ini. Dalam 3 sampai 4 bulan pertama
pembajakan dengan intrval 10 harian dianjurkan. Alat ini sangat praktis pula
dilaksanakan pada tempat yang tak dapat dijangkau dengan alat berat maupun
herbisida.
- Pengolahan tanah
Suatu
usaha yang cukup praktis pada pengendalian gulma annual, biennial, perennial,
ialah cara pengolahan tanah. Dalam pengendalian gulma annual cukup dibajak
dangkal saja. Dengan cara ini gulma tersebut dirusakkan bagian atas tanah saja.
Sedang untuk biennal bagian atas tanah dan mahkota, dab bagi perennial kedua
bagian di bawah dan di atas tanah dirusakkan. Kebanyakan gulma annual dapat
dikendalikan hanay dengan sekali pemberoan. Bila tanah banyak mengandung biji
gulma yang viabel, maka perlu diikuti tahun kedua dengan pertanaman barisan dan
pengolahan yang bersih untuk mencegah pembentukan biji. Sedangkan untuk gulma
perennial, pemberoan semusim belum cukup. Sebaiknya perlakuan digaabung dengan
pengunaan herbisida dan pengolahan yang bersih. Metoden ini cukup memadai dan
beragam dengan spesies gulma, usia infestasi dan sifat tanah, kesuburan serta
kedalaman air tanah. Gulma perennial yang berakar dangkal sekali pembajakan
cukup dapat mereduser, dengan “membawa” akar ke atas dan dikeringkan.
Pembajakan di atas akan menekan pemebentukan dan tunas baru. Untuk gulma
perennial berakar dalam pembajakan berulangkali dan pada interval teratur akan
menguarangi perkembangannya. Perlakuan ini akan menguras cadangan pangan dalam
akar dengan berulangkali merusak bagian atas. Pada tanah ringan dan kurang
subur perlakuan tersebut sangat berhasil. Dari pengolahan tanah dapat disimpukan
bahwa penimbunan titik tumbuh gulma dan mengganggu sistem perakaran dengan
pemotongan akar dapat membuat gulma mati, karena potongan-potongan akar dapat
mengering sebelum pulih kembali.
- Penggenangan
Pelaksanaan
penggenangan pada umumnya berhasil untuk gulma perennial. Penggenangan dibatasi
dengan galangan, dengan tinggi kurang lebih 15-25 cm selama 3-8 minggu.
Sebelumnya dibajak terlebih dahulu dan tak dibenarkan ada tumbuhan yang mencuat
di atas permukaan air. Gulma “ganas” yang perennial dan tumbuh dengan padi
sawah pada umumnya diberantas dengan cara ini dan sangat berhasil pada tanah
ringan, sedang pada tanah keras dianjurkan. Penggenangan dapat berhasil dengan
memuaskan bila ketinggian air tidak menyebabkan pertumbuhan baru, namun
informasi andal tentang penggenangan ini juga masih belum lengkap.
- Panas
Suhu
tinggi menyebabkan panas. Panas dapat mengkoagulasikan protopalsma dan
mengurangi enzim. Titik mati menyebabkan sel tanaman karena panas terletak
antara 45◦-55◦. Api atau uap panas sehubungan dengan
pengendalian gulma mempunyai tujuan untuk: menghancurkan bagian atas gulma yang
telah tua atau terpotong oleh alat lain (api), pada tempat berbatu atau jalan
kereta api, uap panas dan hembusan api dapat dikerjakan lebih praktis, pada
barisan tanaman kapas biji gulma yang berkecambah dapat dibasmi oleh hembusan
api, yang dikerjakan berulang kali sejak batang tanaman bergaris tengah kurang
lebih 0,5 cm, panas sering untuk membasmi biji yang terpendam (gulma
perennial).
Pembakaran
lebih sering untuk menghilangkan samapah bekas tanaman daripada sebagai cara
pengendalian. Hanya sebagian kecil biji gulma dapat selamat, apabila masuk
dalam celah-celah tanah, ikut “drift” dari angin atau aliran air. Di lain
pihak, api dapat memacu perkecambahan biji gulma tertentu yang tertimbun tanah
sangat dangkal. Meskipun pembakaran gulma tua tidak begitu memadai, namun dapat
membantu dalam hal: menghindari bahaya kebakaran, membersihkan aliran air,
membunuh hama dan penyakit yang bersarang pada gulma dari sisa bajakan atau
potongan, dan menghilangkan samaph itu sendiri.
- Pembubuhan mulsa
Untuk
menghalangi sampainya cahaya matahari pada gulma dan menghalangi pertumbuhan
bagian atas, maka selapis bahan mulsa yang ditutupkan di atas gulma akan sangat
berhasil. Gulma perennial menghendaki selapis tebal jerami, namun gulma yang
mempunyai pertumbuhan vegetatif indertiminite kurang sesuai dengan perlakuan
ini. Tetapi perlakuan mulsa dengan jerami, dan lain-lain, hanya dipergunakan
dalam ukuran kecil saja.
B.
Metode Pola Tanam Atau Persaingan
Bercocok tanam dengan cara bergiliran akan meningkatkan
kemampuan crop (pertanaman). Masing-masing crop berasosiasi dengan sejenis
gulma tertentu dengan khas. Menanam crop seperti ini terus menerus (beruntun)
dapat mengakibatkan akumulasi gulma, oleh karena itu, perencanaan pergiliran
tanaman tidak boleh mengabaikan faktor gulma. Pergiliran tanaman memberi
kemungkinan segolongan gulma tidak mempunyai kesempatan mengganggu perkembangan
pertanaman berikutnya. Pesaing kuat bagi suatu pertanaman memberi banyak
keuntungan. Misalnya, pertanaman itu cepat tumbuh, berkanopi lebat sehingga
cepat memberikan naungan pada daerah di bawahnya, dan cepat masak untuk
dipanen, karena persaingan yang diperebutkan adalah cahaya, air, dan nutrisi,
maupun ruangan.
C.
Pengendalian Gulma Secara Biologis
Telah diketahui bahwa insekta dan jamur merupakan hama dan
penyakit bagi pertanaman. Di lain pihak ada insekta yang memakan gulma, maka
masalahnya lain. Insekta tersebut jadinya dapat memberantas gulma.
Sebagai contoh klasuik ialah setelah diperkenalkannya sejenis penggerek
Argentine (Cactoblastis cactorum) di Queensland, maka kaktus (Opuntia)
yang menghuni lahan seluas kurang lebih 25 juta ha selama 12 tahun dapat
ditekan sampai 95%. Demikian pula pengenalan insekta pemakan daun (Chryssalnia
spp.) di California dapat menekan sejenis gulma. Namun perlu diingat bahwa
penggunaan musuh gulma tersebut harus hati-hati, jangan sampai setelah gulma
dimangsa, tanaman pun dapat pula diganggu. Tidak lazim, ada pula, sejumlah
hewan ternak yang memakan rerumputan secara teratur dapat menekan sejenis
gulma.
D.
Pengendalian Gulma Secara Kultur Preventif (Pencegahan)
Pencegahan lebih baik daripada perawatan, karena itu harus
menjaga benih yang akan ditanamkan sebersih mungkin dan bebas dari kontaminasi
dengan biji gulma, juga pembuatan kompos harus sempurna, pengunaan alat
pertanian harus bersih, serta “menyaring” air pengairan agar tidak membawa biji
gulma ke petak pertanaman, ataupun lebih luasnya tidak membawa biji gulma masuk
ke tempat penampang air pengairan.
E.
Pengendalian Gulma Secara Kultur Teknis
Membiarkan tumbuhan tinggal pada suatu lahan dapat
mengakibatkan tanah “terpegang” oleh perakaran dan jatuhnya air hujat tertahan
oleh kanopi, akibatnya erosi dapat dikurangi. Namun demikian pada suatu lahan
yang ditumbuhi sejenis atau beberapa jenis gulma, bila lahan tersebut hendak
ditanami dengan crop, perlu diadakan pengiolahan lahan terlebuh dahulu.
Pengolahan tanah yang cukup dalam dan berulangkali dapat menghancurkan
tumbuhnya kebanyakan gulma meskipun tindakan semacam ini memerlukan tambahan
tenaga. Saat pengolahan tanah yang tepat perlu dipertimbangkan, yaitu sebelum
pembentukan tunas, jangan sampai gulma berbunga apalagi membentuk biji.
Demikian pula, jenis alat pengolah akan memberi pengaruh pada “bersihnya”
pengolahan tanah dari gulma. Alat pengolah yang sederhana sampai sempurna akan
memberi beda pada timbulnya gulma selanjutnya. Alat sederhana menggunakan
tenaga manusia atau hewan, sedang yang sempurna boleh disebutkan alat berat
yang menggunakan mesin.
D.
Pengendalian Gulma Secara Ekologis
Memodifikasikan lingkungan yang mengakibatkan pertumbuhan
tanaman menmenjadi baik dan pertumbuhan tanaman menjadi baik dan
pertumbuhan gulma menjadi buruk adalah cara lain dalam pengendalian gulma.
Misalnya mengubah kedudukan air dan nutrisi dalam tanah saat tertentu (pada
saat ada atau tiada tanaman yang tumbuh pada suatu lahan), dengan cara
pemberoan setelah suatu tanaman dipanen, ataupun pemberoan yagn diberi
genangan. Di lain pihak membuat drainase bagi tanah berair dapat membantu
pengendalian gulma dan pengolahan lebih awal dapat dilaksanakan.
E.
Pengendalian Gulma Secara Terpadu
Akibat parahnya penekanan gulma pada pertumbuhan membuat
para petani berusaha dengan sunguh-sunguh dalam menanganinya. Suatu
pengendalian gulma yagn efektif melibatkan beberapa cara dalam waktu yang
berurutan dalam suatu musim tanam. Misalnya saja, satu jenis spesies pertanaman
kurang mampu menekan pertumbuhan gulma, pengendalian secara mekanik sendiri
tidak sempurna dalam mengatasi gulma tertentu. Maka timbul pemikiran bahwa
paduan antara beberapa cara pengendalian dalam satu musim tanam diharapkan
dapat mengatasi masalahnya. Seperti perpaduan antara pengendalian secara
mekanik diteruskan dengan pemberian herbisida pasca tumbuh, penggunaan
herbisida pra-tumbuh dan lain lagi perpaduan yang sekiranya dapat menekan
infestasi gulma yang sulit untuk dibasmi. Penentuan keputusan pelaksanaan
pengendalian secara terpadu sangat penting dalam keberhasilannya. Apakah perpaduan
cara pengendalian itu menguntungkan atau tidak. Kombinasi dalam perpaduan yang
tepat akan memberikan hasil yang maksimal dalam pengendalian gulma.
F.
Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma
dengan menggunakan bahan kimiawi yang dapat menekan atau bahkan mematikan
gulma. Bahan kimiawi itu disebut herbisida: herba=gulma dan sida=membunuh; jadi
zat herbisida ialah zat kimiawi yang dapat mematikan gulma. Pengendalian dengan
cara ini membutuhkan alat penyebar herbisida serta pengetahuan tentang
herbisida itu sendiri, agar pengendalian yang dilakukan dapat berhasil. Namun
secara garis besar dapat diutarakan disini bahwa ada dua golongan utama
herbisida yang dengan sendirinya penggunaannya memberikan konsekuensi tertentu
pula. Dua golongan itu ialah herbisida selektif dan herbisida non
selektif. Kebanyakan herbisida akan lebih efektif pada gulma daun lebar,
bila besar konsentrasi herbisida yang dipergunakan tepat dan tepat pula saat
pemberian yang dibutuhkan. Sesuai dengan waktu pemberian, maka herbisida dapat
diberikan secara:
- Pra-pengolahan, sebelum pengolahan tanah, gulma yang di atas lahan diberi herbisida untuk memudahkan pengolahan.
- Pra-tanam, setelah pengolahan tanah dan sebelum tanam herbisida diberikan untuk menghambat pertumbuhan gulma dan memudahkan menanam.
- Pra-tumbuh, setelah tanam, herbisida diberikan sebelum tanaman maupun gulma muncul atau tumbuh.
Tentang
arah penggunaan herbisida dengan alat penyemprot dapat diberikan secara:
- langsung pada gulmanya
- langsung pada gulma yang tumbuh terpencar
- langsung pada gulma dalam larikan
- diberikan di atas tanaman
- diberikan pada keseluruhan tanaman pada gulma
Makasih infonya kak :D, sangat membantu
BalasHapustitanium nitride | titanium-arts
BalasHapusTITACON - T.I. TICON – T.I. TIA TITE – T.I. TITE solo titanium razor - T.I. TITE. titanium hair trimmer TIA titanium dioxide skincare TITE – T.I. TITE titanium pans - T.I. TITE. TITE - T.I. TITE – T.I. TITE. TITE – T.I. TITE. TITE titanium watch - T.I.
v770w2ojghu835 horse dildo,sex chair,penis rings,wholesale sex toys,dildo,cheap sex toys,huge dildos,horse dildo,male sexy toys w216m8sgmkf703
BalasHapus